- Kenali pemicunya dan buat rencana
Jika kita punya riwayat hobi belanja, cobalah untuk mengenali apa yang jadi pemicunya dan pikirkan konsekuensinya.
“Jika kamu sedang mengalami hari yang buruk, anak susah makan, atau baru dimarahi bos, mungkin kamu merasa berhak untuk belanja online selama 30 menit dan menganggap itu sebagai hadiah. Tapi, konsekuensinya mungkin kamu mengeluarkan uang satu juta,” katanya.
Bila pemicu dorongan belanja itu sudah dikenali, seharusnya lebih mudah bagi kita untuk menemukan cara alternatif menenangkan diri. Misalnya saja menonton acara tv favorit atau mungkin menelepon sahabat.
Di masa yang penuh tekanan seperti sekarang, latihlah kesadaran diri dengan mengenali apa yang kita alami dan apa yang sebenarnya dibutuhkan.
- Tunda dulu
Saat kita tergoda oleh piyama cantik berwarna pastel atau sneaker keluaran terbaru, coba tunda dulu keinginan untuk langsung membayar. Endapkan setidaknya satu minggu.
Jika selama masa tunda itu kita sudah tak tertarik lagi, barang-barang tersebut hanyalah keinginan yang masih bisa dibeli di kemudian hari jika kondisi keuangan lebih stabil.
Baca juga: Pentingnya Pekerja Paruh Waktu Kelola Keuangan di Masa Isolasi
- Bijak mengeluarkan uang
Ketika semua hal itu sudah dilakukan dan dorongan untuk belanja tetap ada, cobalah untuk mengeluarkan uang dengan penuh kesadaran dan juga berbagi kebaikan. Misalnya dengan membeli produk milik teman atau produk lokal, sehingga uang yang kita belanjakan setidaknya bermakna.