Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/05/2020, 10:54 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber People

KOMPAS.com - Perjalanan penurunan berat badan Kiah Twisselman sudah dimulai sejak hampir dua tahun yang lalu.

Namun selama itu, perempuan 27 tahun ini menjadi orang yang tidak pernah menginjakkan kaki di gym, dan juga tidak pergi ke pertemuan dukungan mingguan.

Baca juga: Cara Bikin Tidur Berkualitas demi Penurunan Berat Badan

Lalu, makanan yang disantapnya kerap kali didapat langsung dari sumbernya, di peternakan sapi tujuh generasi warisan keluarganya.

"Bagi saya, kehidupan karantina tidak terlihat terlalu berbeda dari kehidupan sehari-hari," kata Twisselman dalam wawancara dengan laman People.

Namun, kata dia, situasi saat ini tentu berbeda dari dua tahun yang lalu.

Di tahun 2018, Twisselman tinggal di Kentucky dan bekerja sebagai Direktur Urusan Konsumen di Dewan Daging Sapi Kentucky.

Meski memiliki pekerjaan yang bagus dan juga pacar yang sekarang menjadi tunangannya, bertahun-tahun dia berjuang dengan berat badan.

Rekor bobot terberatnya mencapai 129 kilogram. "Saya benar-benar berjuang melawan obesitas sepanjang hidup saya," kata dia.

"Saya sudah menjalani banyak model diet, dan itu hanya berakhir sebagai siklus yang mengerikan," kata dia.

Baca juga: 3 Mitos Penghambat Penurunan Berat Badan

Twisselman lantas berupaya menanggalkan pikiran dan keyakinan bahwa dia tak bisa berubah.

"Saya dulu percaya kondisi ini karena genetika, atau saya juga berpikir ditangani oleh mereka yang tak kompeten, bahkan saya rasa memang tak ada yang bisa saya lakukan dengan kondisi ini."

Tetapi lalu aspek-aspek pekerjaannya memotivasi dia untuk melakukan berbagai hal secara berbeda.

“Dalam posisi saya di Dewan Daging Sapi Kentucky, saya bertanggung jawab atas program gizi mereka, dan saya harus berdiri di depan para ahli diet, influencer,  guru."

"Dan saya harus memberi tahu mereka tentang manfaat nutrisi dari daging sapi, dan itu membuat saya sangat tidak nyaman,” kata dia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kiah Twisselman - Coach Kiah (@kiah_twisselman) on May 15, 2020 at 10:42am PDT

“Saya merasa sangat munafik di sana, berbagi tentang manfaat daging sapi yang luar biasa, tapi tidak menunjukkan image yang pas dengan kesehatan," cetus dia lagi.

Belum lagi ketika dia harus melakukan perjalan dinas dengan pesawat. Di kabin, dia harus meminta esktender untuk sabuk pengaman.

Hingga suatu ketika dia membaca buku motivasi Rachel Hollis, "Girl, Wash Your Face".

“Buku itu menjadi seruan buat saya untuk bangkit dan berjuang mengubah hidup saya."

"Mencapai kehidupan yang lebih baik, menciptakan kehidupan yang selalu saya impikan. Semua itu 100 persen ada dalam kendali kita, bukan orang lain," tegas dia.

Twisselman lalu memutuskan untuk mengikuti teori "Five to Thrive" dari Hollis, yang berfokus mengadopsi lima kebiasaan sederhana:

Dia mulai bangun satu jam lebih awal, lalu mulai menggerakkan tubuhnya selama 30 menit sehari, minum air teratur, dan mulai menulis jurnal setiap hari, sembil berlatih makan intuitif.

"Saya tidak akan merombak seluruh gaya hidup saya," kata Twisselman.

Baca juga: Penurunan Berat Badan Selalu Gagal, Saatnya Mencoba Diet Genetik

"Saya hanya akan membuat langkah kecil dan melihat apa yang terjadi," sambung dia.

Selama beberapa bulan,  dari Oktober 2018 hingga Januari 2019 - Twisselman mampu mengurangi berat badan hingga 11,33 kilogram.

Capaian itu yang makin mendorongnya untuk terus maju.

Dia lantas menetapkan target baru untuk memangkas 45 kilogram berat badannya, pada Oktober 2019.

Twisselman mulai melakukan gerakan dengan bantuan video latihan yang lebih keras di YouTube.

Dia juga bereksperimen dengan makanan sehat yang berbeda untuk meningkatkan semangatnya.

Terlepas dari semua itu, perubahan terbesar ada pada pola pikirnya, terutama ketika dia akan tergelincir.

"Ketika saya mencoba diet sebelumnya, jika saya mengacaukan, saya akan berkata, 'lihat, kamu gagal, gagal."

Baca juga: 5 Hal Penghambat Penurunan Berat Badan

"Tapi kali ini, saya mulai dari rasa cinta pada diri sendiri," kata dia.

“Saya harus cukup mencintai diri sendiri untuk bangkit, dan melakukan hal-hal sulit setiap hari."

"Lalu, ketika gagal, saya lebih mampu memaafkan diri sendiri dan berkata, 'apa yang bisa saya pelajari dari ini?"

"Bagaimana saya bisa menggunakan pengalaman ini untuk terus bergerak maju?” cetus dia.

Kini, Twisselman sudah mampu mencapai tujuan dengan memangkas bobot tubuhnya hingga hampir 47 kilogram, dalam rentang waktu satu tahun.

Lalu, capaian itu ditambah dengan penurunan berat badan 8,6 kilogram dalam waktu tujuh bulan terakhir.

Sejak dia pindah kembali ke peternakan sapi milik keluarganya di San Luis Obispo, California, Amerika Serikat, dia pun menjadi coach di bidang kesehatan dan kehidupan, selain memasarkan produk peternakannya.

Dan sekarang, kata dia, angka pada timbangan sudah bukan lagi masalah untuk dirinya. 

"Ini bukan tentang menurunkan angka di timbangan atau tujuan berat badan, tapi jauh lebih dalam tentang bagaimana kita mencintai diri sendiri," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber People
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com