Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/06/2020, 11:45 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sebaliknya, cobalah mengambil kontrol ketika anak sedang memperhatikanmu. Ini akan dicapai sebagian ketika kamu mengabaikan tangisannya dan justru memberikan perhatian ketika dia sedang tidak mengharapkannya. Misalnya, setelah 10 menit mengabaikan air matanya sampai dia berhenti menangis, katakan padanya betapa senangnya dirimu bahwa dia tidak membuat keributan lagi.

Kombinasi dua teknik ini pada akhirnya akan mengurangi kebiasaan menangisnya sekaligus bahan pembelajaran bahwa perhatian dapat ditarik dengan cara yang lebih positif.

Baca juga: Respons Tepat Orangtua Hadapi Persaingan Kakak Adik

3. Cemas dan tidak bahagia

Tentu saja, anak menangis mungkin juga merupakan tanda kecemasan dan ketidakbahagiaan. Misalnya, ketika anak sering mendengar pertengkaran orangtuanya di rumah atau cemburu pada saudara kandungnya.

Namun, dalam keadaan ini dia menangis karena memang menghadapi suatu kondisi sulit.

Cobalah untuk mengetahui penyebab ketidakbahagiaannya dengan mengamati perilakunya dan berbicara dengannya.  Setelah titik stresnya berkurang, mereka mungkin akan berhenti menangis.

Baca juga: Anak Tantrum Cari Perhatian, Orangtua Harus Bagaimana?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com