Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/06/2020, 10:35 WIB
Nabilla Tashandra,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di tengah pandemi Covid-19, banyak orang lebih rentan mengalami masalah mental daripada sebelumnya.

Sebagian orang kerap dihampiri oleh pikiran-pikiran negatif. Menurut Founder dan Chief Creative Officer ban.do sekaligus penulis buku terlaris "The Upside of Being Down", Jen Gotch, hal itu wajar terjadi.

Menurutnya, berpikiran negatif sudah menjadi bagian dari kehidupan sebagian besar orang.

Baca juga: Ini Sebabnya Orang-Orang Optimis Lebih Panjang Umur

"Aku pernah membaca bahwa kita memiliki lebih dari 50.000 pemikiran setiap harinya, dan 70-80 persennya adalah pikiran negatif," kata Gotch, dilansir goodmorningamerica.com.

Ia menambahkan, orang-orang optimis tidak terobsesi dengan keadaan atau pengalaman negatif. Mereka justru menerima perasaan yang ada dengan syukur, humor dan penerimaan.

Bagi Gotch, sikap tersebut bukan berpura-pura seolah semuanya baik-baik saja, melainkan percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja pada akhirnya.

Oleh karena itu, mengubah pola pikir adalah hal yang sangat penting.

"Pola pikir adalah salah satu rahasia utama kesuksesanku dan sangat membantuku dalam menghadapi semua tantangan pandemi Covid-19," ungkapnya.

Baca juga: Karakter Feminin dan Optimis pada Koleksi Musim Gugur Kate Spade

Berikut sejumlah tips yang diberikan Gotch untuk mengubah pesimisme menjadi optimisme.

1. Luangkan waktu tenang untuk mulai menyadari pikiran kita. Banyak dari kita terbiasa tenggelam dalam narasi yang terus-menerus ada dalam pikiran kita, yang seringkali didasari rasa takut dan penuh pikiran negatif. Menyadari pikiran menjadi langkah terbaik untuk memulai.

2. Kamu bisa memilih untuk tidak mendengarkan suara-suara negatif dalam pikiran. Cobalah "berkata" pada pikiran negatif tersebut bahwa hari ini kamu tidak membutuhkannya.

3. Mulailah menambah nilai-nilai positif ke dalam pikiran. Gotch senang menantang dirinya sendiri untuk menemukan sisi positif dari sesuatu yang negatif.

Tentu saja tidak semua situasi mudah dipandang lewat perspektif positif, tetapi ini adalah cara yang bagus untuk mulai melatih otak kita menuju optimisme.

Baca juga: 10 Hal Positif dari Masa Karantina

4. Dengan optimisme kita dapat mengenali bahwa tidak ada cara untuk menghindari hari-hari di mana hal-hal buruk terjadi. Namun, kita bisa mengontrol bagaimana diri kita memberi label pada hari itu.

Artinya, penting untuk menemukan cara untuk memandang hari-hari yang paling sulit sebagai hari yang baik, dan itu memberi kita banyak kekuatan.

"Ini membantuku mengingat bahwa yang buruk itu ada, sehingga kita dapat mengetahui apa yang baik," katanya.

Jika kamu sudah berhasil menerima situasi dan bersyukur atas pencerahan yang dapat dihasilkan alih-alih menolaknya, kamu dapat menemukan kedamaian.

5. Penerimaan adalah bagian besar dari optimisme. Orang yang pesimis mungkin menghabiskan banyak waktu melawan berita buruk, situasi yang mengerikan, dan lainnya.

Tetapi dalam kenyataannya, sebagian besar hal dalam hidup sebenarnya berada di luar kendali kita. Belajarlah untuk menerima kenyataan bahwa kita tidak dapat mengendalikan semua situasi.

Sebaliknya, bekerja keraslah untuk mengendalikan bagaimana kita bereaksi terhadap suatu hal. Ini adalah bagian lain dari optimisme yang sangat kuat.

Nah, bagaimana, apakah kamu sudah siap mengubah pikiran-pikiran pesimis menjadi lebih optimis?

Baca juga: Kekuatan Berpikir Positif di Tengah Wabah Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com