Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/06/2020, 12:54 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Cara menurunkan berat badan yang paling benar adalah melalui pengaturan pola makan atau diet, yang diimbangi dengan olahraga.

Sebuah teori menyatakan bahwa berolahraga hingga mencapai sekitar 60% dari detak jantung maksimum akan membawa tubuh kita ke dalam apa yang disebut "zona pembakaran lemak". Hal ini berujung pada penurunan berat badan.

Sebelum masuk ke “zona pembakaran lemak”, penting bagi kita untuk memahami metabolisme tubuh.

Sebenarnya tubuh selalu melakukan metabolisme. Bahkan saat duduk di meja sepanjang hari, tubuh masih membutuhkan bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan energi. Energi ini berasal dari karbohidrat, protein, lemak, dan fosfat.

Namun, tingkat penggunaannya dan seberapa banyak yang kita miliki, bervariasi pada masing-masing orang. Tergantung pada sejumlah faktor, seperti asupan makanan, usia, jenis kelamin dan seberapa keras atau sering berolahraga.

Dikutip dari Asiaone, olahraga dengan intensitas lebih rendah, seperti jogging ringan tidak akan memerlukan banyak tenaga dibanding berlari cepat. Ini berarti jumlah energi yang dibutuhkan oleh tubuh lebih rendah, sehingga pasokan energi sebagian besar berasal dari lemak.

Tetapi dengan meningkatnya intensitas olahraga, lemak tidak dapat dibakar dengan cukup cepat untuk memenuhi peningkatan permintaan energi. Untuk itu, tubuh akan menggunakan karbohidrat, karena ini dapat diolah lebih cepat.

Sementara itu, ketika sedang istirahat, jumlah kalori yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi sangat rendah, sehingga tubuh terutama menggunakan lemak sebagai energi.

Bagi yang rutin berolahraga tidak perlu mengoptimalkan kemampuan untuk memetabolisme lemak, karena ketika intensitas latihan meningkat, maka ada perubahan bertahap dalam keseimbangan lemak dan karbohidrat yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi.

Dengan begitu, kita bisa tahu pada titik mana tubuh akan beralih dari menggunakan lemak ke bahan bakar lain untuk energi.

Para ahli fisiologi menyatakan, dengan mengukur berapa banyak udara yang dikeluarkan seseorang selama berolahraga yang semakin tinggi tingkatannya, maka dapat dihitung kontribusi relatif dari lemak dan karbohidrat untuk memenuhi permintaan olahraga pada intensitas yang berbeda.

Jumlah tertinggi lemak yang terbakar disebut laju oksidasi lemak maksimal (atau MFO), dan intensitas ini terjadi disebut "FATmax".

Sejak metode ini pertama kali digunakan, penelitian menunjukkan bahwa ketika intensitas meningkat dari sekitar 40% hingga 70% VO2max (yang merupakan jumlah maksimum oksigen yang dapat digunakan seseorang selama berolahraga) ada peningkatan juga dalam tingkat karbohidrat dan lemak yang digunakan.

Tingkat lemak yang dibakar mulai menurun pada intensitas yang lebih tinggi karena tubuh membutuhkan energi lebih cepat dan beralih membakar karbohidrat.

Apa yang disebut "zona pembakaran lemak" telah terbukti terjadi di mana saja antara sekitar 50% hingga 72% dari VO2 max seseorang.

Namun, kemampuan untuk membakar lemak juga didasarkan pada genetika, dengan penelitian menunjukkan bahwa zona pembakaran lemak ini cenderung lebih rendah pada orang yang kelebihan berat badan atau obesitas - sekitar 24 hingga 46 % dari VO2max mereka - dan lebih tinggi dalam atlet yang memiliki daya tahan tinggi.

Tetapi ada bukti bahwa mengikuti diet tertentu (seperti puasa intermiten atau diet tinggi lemak ketogenik) dan olahraga yang lebih lama dapat meningkatkan jumlah sebenarnya dari lemak yang kita bakar.

Baca juga: 10 Cara Efektif Membakar Lemak Perut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com