Donasi Dianggap Terlalu Sedikit, Virgil Abloh Dikecam

KOMPAS.com - Warga AS saat ini sedang dalam masa unjuk rasa karena kematian George Floyd. Pria berusia 46 tahun itu meninggal dunia pasca ditahan oleh perwira polisi Derek Chauvin pada Senin (25/5/2020) lalu.

Mereka menggelar protes di jalanan dan mengumpulkan dana dan simpati. Namun apa yang dilakukan oleh Virgil Abloh  membuat pengunjuk rasa marah dan kesal.

Kekesalan itu timbul karena Abloh dianggap tidak menghargai dan mendukung perjuangan para pengunjuk rasa.

Abloh (39), adalah direktur artistik koleksi pakaian pria Louis Vuitton dan CEO dari label Off-White.

Ia mengunggah di Instagram Stories bahwa ia telah menyumbangkan 50 dollar AS (sekitar Rp 720.000) kepada pengunjuk rasa yang membutuhkan uang jaminan selama pergolakan berlangsung di seluruh wilayah AS.

Mungkin itu menjadi alasan mengapa galeri RSVP yang menjual mereknya di Los Angeles, AS, dijarah.

"Komunitas Miami, saya benar-benar terinspirasi. Bagi anak-anak jalanan yang membutuhkan dana jaminan dalam gerakan George Floyd."

Demikian tulisan Abloh dalam Instagram Story-nya, bersama serangkaian unggahan penjarahan di toko-toko mewah seperti miliknya.

"Jika itu menyembuhkan rasa sakitmu, kamu bisa memilikinya," tulisnya.

Selebriti lain telah secara terbuka membagikan jumlah donasi mereka atau dukungan untuk gerakan ini dalam beberapa hari terakhir.

Chrissy Teigen, model berusia 34 tahun menaikkan donasi 100.000 dollar AS (sekitar Rp 1,4 miliar) menjadi dana talangan sebesar 200.000 dollar AS (Rp 2,8 miliar) usai mendapat kritik dari para pengikutnya di Instagram.

Sementara di media sosial Twitter, para pengguna marah atas jumlah donasi yang diberikan Abloh untuk membantu para pengunjuk rasa.

Sebagian orang bahkan mengubah nama Virgil Abloh di halaman Wikipedia menjadi Virgil "Cheap Ass" Abloh dan Virgil "$ 50" Abloh.

Mereka mengkritik jumlah donasi Abloh yang nilainya sama dengan satu set marker Off-White.