Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Vaksin Covid-19 Tak Memberi Kekebalan Jangka Panjang?

Kompas.com - 03/06/2020, 08:56 WIB
Gading Perkasa,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber CNBC

KOMPAS.com - Saat ini orang-orang di seluruh dunia tengah berharap vaksin virus corona segera tersedia, agar dapat memberikan tubuh kita kekebalan terhadap virus tersebut.

Namun, ada baiknya jika kita tidak terlalu bergantung pada vaksin untuk Covid-19.

Direktur National Institute of Allergy and Infectious Disease (NIAID) AS, Anthony Fauci, mengaku dirinya khawatir tentang daya tahan vaksin virus corona.

Baca juga: Pengembangan Vaksin Corona Sudah Sampai Mana?

Ia mengatakan, ada kemungkinan vaksin itu tidak memberikan kekebalan untuk jangka panjang.

"Jika Covid-19 bertindak seperti virus corona lain, besar kemungkinan itu tidak akan memiliki durasi kekebalan yang panjang," kata Fauci dalam wawancara dengan Editor JAMA, Howard Bauchner, Selasa (2/6/2020).

"Ketika kita melihat sejarah virus corona, virus umum yang menyebabkan flu biasa, laporan dalam literatur menunjukkan daya tahan kekebalan berkisar antara tiga hingga enam bulan, nyaris tidak sampai satu tahun," ujarnya.

"Itu tidak memberi daya tahan dan perlindungan yang lama."

National Institutes of Health telah bekerja cepat dengan perusahaan biotek Moderna menciptakan vaksin potensial untuk mencegah Covid-19.

Virus ini telah menginfeksi lebih dari 6,28 juta orang di seluruh dunia dan sedikitnya 375.000 orang meninggal dunia, menurut data yang dikumpulkan Johns Hopkins University.

Fauci mengatakan, perusahaan biotek berharap mendaftarkan sekitar 30.000 orang ketika memulai uji coba vaksin fase 3 pada bulan Juli.

Dia menyebut setidaknya ada empat percobaan untuk vaksin potensial yang melibatkannya secara langsung atau tidak langsung.

Baca juga: Uji Coba Pertama Vaksin Covid-19 Sudah Menunjukkan Hasil

Ketika diminta keterangan apakah para ilmuwan dapat menemukan vaksin yang efektif, Fauci mengaku ia "sangat optimis," tapi juga menambahkan "tidak pernah ada jaminan."

"Mungkin butuh berbulan-bulan untuk mendapatkan jawaban sebelum para ilmuwan menemukan apakah vaksin itu bekerja," ujar Fauci mengingatkan.

Para pejabat AS dan ilmuwan berharap vaksin untuk mencegah Covid-19 akan siap pada paruh pertama 2021, atau 12-18 bulan sejak para ilmuwan China mengidentifikasi virus corona dan memetakan urutan genetiknya.

Penemuan vaksin ini memecahkan rekor dalam hal proses, yang biasanya memakan waktu sekitar satu dekade untuk vaksin yang efektif dan aman.

Sebagai informasi, pengembangan vaksin tercepat untuk penyakit mumps (gondong), membutuhkan waktu lebih dari empat tahun dan dilisensikan pada tahun 1967.

Baca juga: WHO: Sebanyak 20 Vaksin Virus Corona Tengah Dikembangkan

Namun, para ilmuwan masih belum sepenuhnya memahami aspek-aspek kunci dari virus, termasuk bagaimana sistem kekebalan tubuh merespons begitu seseorang terpapar.

Mereka mengatakan, jawabannya bisa memiliki implikasi besar pada pengembangan vaksin, termasuk seberapa cepat vaksin dapat digunakan untuk umum.

Bulan lalu, Fauci berharap para ilmuwan akan menemukan kandidat vaksin yang dapat bekerja, namun mengingatkan kemungkinan jebakan dalam mengembangkan vaksin apa pun.

"Kita dapat memiliki semua yang kita pikir ada di tempat seharusnya dan tidak menginduksi jenis respons imun yang ternyata bersifat protektif dan tahan lama," kata Fauci terkait vaksin.

"Jadi salah satu yang tidak diketahui adalah, apakah ini efektif? Mengingat cara tubuh merespons virus jenis ini, saya optimis kita akan mendapatkan salah satu kandidat vaksin yang manjur."

Baca juga: Ilmuwan China Klaim Temukan Obat Covid-19, Tanpa Vaksin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com