Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
DR. dr. Tan Shot Yen, M.hum
Dokter

Dokter, ahli nutrisi, magister filsafat, dan penulis buku.

Dipaksa, Terpaksa, Lalu Bisa, Kemudian Biasa hingga Jadi Budaya

Kompas.com - 03/06/2020, 09:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Hal yang sama dengan membuat perilaku terpaksa bisa diinternalisasikan menjadi kebiasaan dan budaya baru. Hal-hal yang tadinya perlu dilakukan dengan sadar, akhirnya menjadi perilaku otomatis.

Yang menjadi repot, memang perilaku baru itu amat melawan arus. Cipika-cipiki berubah menjadi jarak 1.5 meter, makan di kantor sendiri-sendiri tanpa berbagi lauk apalagi saling menyuap.

Abang penjual cimol atau mi ayam terpaksa ditinggalkan, karena jauh dari protokol kesehatan. Tak mungkin si penjual mencuci tangan berulang kali di pinggir jalan dengan sabun dan air mengalir.

Mangkuk-mangkuk dan sendok bekas pelanggannya saja selama ini dibilas dengan air sabun di ember yang sama.

Kita hanya bisa melalui ini semua, apabila mau menjalani hidup dengan penuh kesadaran. Full awareness.

Kadang perubahan itu terasa menyakitkan dan kejam. Ada kelompok masyarakat yang termarjinalisasi.

Bahkan hingga kini kita semua gagap tanggap. Tapi ini bukan kondisi fatalistik. Hanya sekadar disrupsi yang cukup mengagetkan.

Syok ‘terapi’ yang dipaksa oleh situasi. Kebandelan umat manusia yang terpaksa harus sadar diri. Bisa atau tidak, itu soal kemauan untuk berubah.

Pembiasaan pun butuh waktu, yang di sana-sini masih butuh mentoring dan proses pembelajaran yang tak boleh ditinggal. Hingga akhirnya kita masuk pada peradaban baru. Budaya baru.

Dan di situlah kelebihan umat manusia. Sebab jika pandemi ini terjadi pada hewan, mereka cepat atau lambat akan musnah, tepatnya punah – tapi manusia yang mampu berubah akan menuai hikmah.

Baca juga: Covid-19: Ujian Kesehatan, Kesadaran, dan Kewarasan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke