Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Makin Banyak Orang Muda Alami Serangan Jantung

Kompas.com - 03/06/2020, 09:54 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber menshealth

KOMPAS.com - Banyak orang menganggap serangan jantung lebih banyak dialami oleh orang tua. Namun, menurut studi yang disampaikan oleh American College of Cardiology makin banyak orang berusia di bawah 40 tahun yang mengalaminya.

Di Indonesia cukup banyak tokoh publik yang masih relatif muda juga meninggal karena penyakit ini, misalnya saja mendiang Ashraff Sinclair, Cecep Reza, hingga Mike Mohede.

Dilansir menshealth.com, para ilmuwan bahkan telah menemukan ateroklerosis atau penyumbatan pembuluh darah yang menyebabkan penyakit jantung pada pria di usia remaja dan 20 tahunan.

Apa yang menyebabkan semakin banyak orang muda terkena serangan jantung?

1. Obesitas sejak muda

Persentase anak-anak dan remaja gemuk di Amerika Serikat dan banyak negara meningkat tiga kali lipat sejak tahun 1970-an. Sayangnya, berat badan yang terlanjur gemuk itu sulit diturunkan, antara lain karena tidak bisa meninggalkan kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi kalori.

Baca juga: Belajar dari Arya Permana, Simak Kiat Ampuh Mengatasi Obesitas

Selain itu, banyak generasi muda saat ini yang minim aktivitas fisik karena banyak menghabiskan waktu di depan layar. Jarang bergerak juga bisa membuat pembuluh darah jadi kaku.

Tidak hanya untuk jantung, berat badan ekstra juga menyebabkan seluruh tubuh bekerja lebih keras.

Lemak di bagian perut juga melepaskan bahan kimia yang menyebabkan peradangan, yang dapat menyebabkan penumpukan di arteri, masuk ke pembuluh arteri lebih jauh ke hilir dan mengganggu aliran darah ke jantung.

Baca juga: 7 Hal Ini Mungkin merupakan Gejala Penyakit Jantung

Ilustrasi merokokshutterstock Ilustrasi merokok

2. Merokok sejak muda

Ada banyak perokok di antara usia 25 hingga 44 tahun, dan jumlahnya dua kali lebih banyak dari perokok berusia lebih tua. Kebiasaan ini berdampak pada kesehatan kardiovaskular.

Untuk diketahui, satu batang rokok sehari dapat meningkatkan risiko terkena penyakit arteri koroner hingga hampir 50 persen.

Dan orang-orang yang berpikir bahwa mereka dapat menghindari risiko itu dengan vaping sama dengan menipu diri mereka sendiri. Sebab, penggunaan vape atau rokok elektronik mendorong risiko penyakit jantung 40 persen lebih tinggi dan risiko stroke 71 persen daripada orang yang bukan pengguna.

Baca juga: Hubungan Mengerikan antara Vape dan Virus Corona

3. Lebih cepat stres

Stres dapat memperburuk peradangan pada arteri koroner, yang dapat menyebabkan pembekuan darah. Ini juga dapat memicu tekanan darah tinggi dan kebiasaan kesehatan buruk, termasuk makan dan minum (minuman tinggi kalori) berlebih serta tidak berolahraga.

Halaman:
Sumber menshealth
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com