Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/06/2020, 10:56 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Bagi banyak orangtua yang masih memiliki anak balita, persoalan demam pada anak boleh jadi merupakan persoalan klasik.

Sebab, hampir setiap orangtua pernah mengalaminya, dan memiliki cara sendiri untuk mengatasinya.

Namun demikian, meskipun demam pada balita merupakan hal umum, tetapi toh masih ada hal-hal yang -ternyata, belum sepenuhnya dipahami oleh sebagian orangtua.

Baca juga: Cara Mengenali Demam Tanpa Termometer

Berikut ini adalah tiga hal yang sebaiknya tidak dilakukan ketika anak kita sedang mengalami demam.

1. Langsung memberi obat 

Mengapa hal ini tak seharusnya langsung dilakukan?

Ya, demam ringan dengan suhu badan antara 37,6-37,9 derajat celcius tidak selalu merupakan pertandan yang buruk.

Pahamilah, bahwa kenaikan suhu tubuh tersebut bisa jadi merupakan cara tubuh melawan infeksi.

“Penelitian menunjukkan, jika kita sering menekan demam dengan obat, maka nantinya saat demam berat, akan perlu waktu lebih lama untuk pulih.”

Demikian dijelaskan Dr Dawn Lim, konsultan dokter anak di Kinder Clinic, Paragon Medical Center, Singapura.

Sebagai gantinya, orangtua dapat melakukan langkah pengganti alih-alih langsung memberikan obat.

Baca juga: Demam dan Batuk, Haruskah Langsung Cek Infeksi Corona?

Pertama, langkah-langkah sederhana seperti memberi bayi mandi dengan spons air bersuhu kamar, baik dilakukan untuk demam di bawah 38 derajat celsius.

Jika suhu badan masih naik, maka bisa dipertimbangkan untuk memberi parasetamo.

Jika obat ini masih belum membantu, Lim menyebut, orangtua sudah bisa mempertimbangkan untuk memberikan dosis ibuprofen -jika dia tidak ada riwayat alergi pada anak.

"Jangan hanya melihat angka pada termometer. Lihatlah pula kondisi anak itu,” kata Lim.

"Jika dia kelihatan tidak sehat, saran saya segeralah pergi ke dokter," sambung dia.

2. Menyelimuti anak agar berkeringat

Mengapa langkah ini tak boleh dilakukan pada saat anak sedang demam?

Tidak ada bukti ilmiah bahwa langkah ini berfungsi dan berdampak baik untuk mengatasi demam.

Faktanya, langkah tersebut malah bisa membuat demam memburuk, karena terjadi lonjakan suhu tubuh.

Kang Phaik Gaik, manajer perawat senior dan konsultan laktasi senior di Rumah Sakit Mount Alvernia, Singapura memberikan penjelasan itu.

Baca juga: Mana yang Benar Saat Demam: Kompres Panas Atau Dingin?

Lantas, sebagai gantinya, orangtua bisa mulai menyingkirkan piyama dan sweater lengan panjang.

Dandani si kecil dengan pakaian tipis dan tetap nyaman di ruangan yang berventilasi baik, dengan jendela terbuka atau kipas berventilasi.

Pastikan untuk menawarkan banyak cairan untuk membuatnya tetap terhidrasi.

"Kita akan merasa jauh lebih sulit menurunkan demam pada bayi yang mengalami dehidrasi," kata Dr. Natalie Epton, dokter spesialis anak dan ahli neonatologi.

3. Kompres air dingin

Mengapa hal ini tak boleh dilakukan? Padahal, langkah ini sepertinya menjadi solusi logis untuk mengatasi demam, bukan?

Namun, Epton menyarankan untuk tidak melakukan langkah ini.

Suhu rendah yang tiba-tiba akan menyebabkan pembuluh darah kulit menutup, dan mengarahkan panas ke dalam.

"Artinya, meskipun si kecilmu akan merasa dingin di luar, dia akan tetap sama panasnya di dalam," tambah dia.

Baca juga: Tips Menurunkan Demam pada Anak

"Sebagai gantinya, orangtua bisa memberikan spons mandi, atau masukkan anak ke dalam bak berisi air bersuhu ruangan," saran Lim.

Saat selesai, Phaik Gaik mengngatkan orangtua untuk memperhatikan area ketiak dan selangkangan. Pastikan untuk mengeringkannya setelahnya.

Pantau suhu anak setiap 3-4 jam, dan hubungi dokter anak jika ia memiliki gejala seperti makan yang buruk, lekas marah, mengantuk, kelelahan, kesulitan bernapas, muntah, diare, dan ruam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com