Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/06/2020, 10:15 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Karena letak nyerinya sama-sama dikepala, tak sedikit orang yang masih salah mengira bahwa vertigo adalah salah satu jenis sakit kepala. Padahal, sakit kepala (cepalghia) dan vertigo adalah dua kondisi yang berbeda. Oleh karena itu, tata laksana pengobatannya juga berbeda.

"Jarang pasien yang datang dengan vertigo. Bilangnya vertigo tapi sebenarnya cepalghia atau sakit kepala," kata dokter spesialis saraf dari RS Eka Hospital Cibubur, Yonathan Andrian dalam sesi webinar, Rabu (3/6/2020).

Sakit kepala

Yonathan menyebutkan, sakit kepala memiliki gejala seperti nyut-nyutan dan tegang. Sakit kepala dibagi menjadi dua tipe, yakni primer dan sekunder.

Sakit kepala primer terjadi karena penyakit dari kepala itu sendiri dan terbagi lagi menjadi tiga tipe, yakni:

- Sakit kepala cluster: biasa terjadi di area mata dan malam hari disebabkan masalah saraf.

Baca juga: Kapan Keluhan Sakit Kepala Perlu Diperiksakan ke Dokter?

- Migrain: sakit kepala hebat yang biasa dialami perempuan usia 20-30 tahun pada satu bagian kepala, dan

- Tension (tegang): dipicu oleh masalah seperti stres hingga kondisi kurang sehat, yang biasanya bisa diatasi dengan minum obat sakit kepala biasa.

Sementara sakit kepala sekunder disebabkan sakit pada organ lain di sekitar kepala. Misalnya, karena sinusitis, sakit gigi, infeksi mata, dan lainnya.

Baca juga: Mari, Kenali dan Bedakan Jenis Sakit Kepala

Vertigo

Pasien yang datang karena vertigo cenderung tidak memiliki gejala awal yang menentu, namun utamanya merasakan ruangan seperti pusing berputar, merasa akan terjatuh saat berjalan, muntah, melihat ukuran orang menjadi berbeda-beda, hingga telinga berdenging.

Gejala-gejala ini tidak menentu dan bisa dialami sekaligus atau hanya beberapa saja.

"Tapi yang utama biasanya memutar, kayak lagi mabuk kendaraan," ungkap Yonathan.

Jika sakit kepala yang dialami sangat hebat dan terjadi terus-menerus, konsultasikan dengan dokter dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Hal ini penting untuk mencari tahu apakah sakit kepala yang dialami adalah sakit biasa atau berbahaya.

Baca juga: Pilot Vertigo Disebut Jepang Jadi Penyebab Jatuhnya Jet Tempur F-35

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com