Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lihatlah, Bagaimana Stres pada Orangtua Bisa Sangat Melukai Anak

Kompas.com - 04/06/2020, 10:27 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Ditemukan, sebanyak 60 persen ibu dari jumlah tersebut merasa tingkat stres mereka berada pada angka tujuh dalam skala 10.

Peningkatan data tersebut mencapai 52 persen dibandingkan survei serupa tahun lalu.

Laporan tersebut mencatat, para ibu juga berisiko mengalamai ganggguan kesehatan emosi dan mental.

Data mengungkap, sebanyak 6:10 responden mengalami masalah kurang tidur, karena terlelap hanya selama enam jam atau bahkan kurang.

Mengingat kondisi tersebut, Wong mengatakan, orangtua harus lebih peka dalam memerhatikan sisi emosional ini, dan apa yang tak boleh dilakukan kepada anak

Misalnya, menetapkan terlalu banyak aturan, lalu emosi menjadi terpicu ketika anak tidak mentaatinya.

Atau, terlalu mengontrol dan menggunakan metode berteriak dan memukul, serta menyalahkan anak atas kelakuan buruk. Hal-hal ini sebaiknya dihindari.

“Yang benar adalah, itu bukan kesalahan anak itu."

"Anak itu hanya menjadi anak kecil. Kita semua tahu ini, namun secara tidak sadar kita mengharapkan mereka memiliki kapasitas intelektual dan perilaku orang dewasa,” kata Wong.

Baca juga: Gatal-gatal Tanpa Sebab? Bisa Jadi Tanda Stres

Hal ini patut diperhatikan dengan baik, karena orangtua dapat menimbulkan trauma emosional yang tidak disadari, ketika mencerca anak dengan sebutan nakal atau bodoh.

"Dampak sama buruknya pun bisa muncul ketika orangtua membuat anak mereka bersalah," kata dia.

Seiring waktu, trauma tersebut menjadi tertanam dalam sistem kepercayaan anak.

Lalu, ketika suatu saat nanti mereka menjadi ibu dan ayah, mereka berpotensi mengulangi pola perilaku negatif yang mereka alami, dan itu akan menjadi lingkaran setan.

Bagaimana stres orangtua melukai anak

Dr Lim menjelaskan, dalam jangka pendek, anak-anak yang terluka secara emosional memang dapat menjadi seperti semakin dekat dengan orangtua. Sebab, ada perasaan takut akan ditinggalkan.

"Parahnya, dalam jangka panjang, jika pelecehan emosional terus berlanjut, anak bisa tumbuh dengan harga diri yang rendah, kecemasan, depresi, dan gangguan kepribadian," kata dia.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com