Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/06/2020, 11:02 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Susu memang dikenal sebagai asupan baik yang mendatangkan segudang manfaat bagi tumbuh kembang anak.

Susu menjadi salah satu sumber kalsium, protein, lemak baik, yang membantu energi anak, pertumbuhan tulang dan gigi, hingga memacu kecerdasan. 

Namun, terlepas dari segala hal terkait manfaat susu yang sudah umum dikenal, ada setidaknya lima mitos terkait susu yang mungkin perlu kita simak. 

1. Segelas susu sehari cukup untuk balita

Mitos ini ternyata keliru. Sebab, anak balita membutuhkan dua kali dari jumlah tersebut.

Pandangan ini disampaikan Lim Sut Yee, ahli gizi dari National Healthcare Group Polyclinics.

Baca juga: Cara Mengenali Alergi Protein Susu Sapi pada Bayi

Hingga saat ini, rekomendasi yang umum dikenal adalah anak-anak berusia 3-6 tahun setidaknya membutuhkan 500 ml susu sehari - atau sekitar dua gelas.

Lalu, ketika anak berusia 7-12 tahun konsumsi susu bisa dipenuhi sebannyak 250-500ml per hari.

2. Susu dengan citarasa lebih baik ketimbang softdrink

Ya, pemahaman ini mungkin ada benarnya. Tapi, perhatikan dulu penjelasan berikut ini.

Jika si kecil tak suka rasa susu yang biasa, maka mungkin orangtua akan mengenalkan dia dengan susu bercita rasa, coklat atau stroberi mungkin?

Namun perlu diingat, meskipun pilihan ini jauh lebih bergizi daripada softdrink, tapi susu dengan citarasa masih mengandung 2-3 sendok teh gula.

Sarah Sinaram, Kepala Layanan Nutrisi dan Diet dari Rumah Sakit Mount Alvernia, Singapura, menyarankan orangtua untuk hanya sesekali menyajikan susu semacam itu. 

"Jadi anak kita tidak perlu banyak menimbun gula," sebut dia.

Baca juga: Haruskah Berhenti Minum Susu Saat Sedang Diet?

Lalu, cara yang lebih baik adalah dengan mencoba membuat susu biasa lebih menggugah selera.

"Saya menyarankan membuat smoothie dengan buah-buahan seperti pisang, stroberi dan pepaya," kata dia.

Tambahkan bubuk cokelat atau bahan berbasis malt seperti Milo dan Horlicks, atau sajikan dengan sereal atau oatmeal.

Dia juga mengatakan, memasak susu tidak menghancurkan kalsium. "Jadi bisai ditambahkan ke saus pasta, kentang tumbuk, sup dan kue kering," sebut Sarah.

3. Anak prasekolah dapat minum susu rendah lemak

Ini adalah pendapat yang benar.  Jika anak kita setidaknya berusia dua tahun, susu seperti itu adalah pilihan yang lebih baik.

"Alasannya, susu ini memiliki lebih sedikit lemak jenuh," kata Sut Yee.

Tetapi, lanjut Sut Yee, tetaplah beri bayi di bawah dua tahun dengan susu versi full-fat, karena membutuhkan kandungan tersebut untuk pertumbuhan.

Baca juga: Perjalanan Panjang Segelas Susu Segar

4. Susu segar lebih baik daripada susu UHT

Salah, Ini adalah mitos yang keliru. Secara nutrisi, tidak ada perbedaan yang signifikan antara susu segar, bubuk, dan UHT.

Hal tersebut lebih berpengaruh pada persoalan umur simpan dan harga.

Sarah menjelaskan, susu segar datang langsung dari sapi dan dipasteurisasi pada suhu setidaknya 71,7 derajat C selama 15 detik atau lebih.

Tahapan ini mampu membunuh bakteri berbahaya, tanpa mempengaruhi nilai gizi atau rasa pada susu.

Susu jenis ini dapat bertahan hingga 14 hari, dan si kecil dapat mulai meminumnya sejak usia satu tahun. Namun, Sarah menegaskan, tetap akan lebih baik agar anak mendapatkan air susu ibu.

Sebaliknya, susu UHT menggunakan suhu lebih tinggi setidaknya 135 derajat C, dan memiliki kemasan khusus sehingga bisa bertahan lebih lama.

Lalu, susu bubuk adalah bentuk susu terkonsentrasi setelah kadar air menguap. UHT dan susu bubuk dapat disimpan hingga satu tahun.

Baca juga: Dilema antara Manfaat Susu dan Bahayanya

“Perusahaan susu terkadang akan menambahkan nutrisi lain ke dalam produk susu mereka untuk meningkatkan nilai gizi."

"Harga juga berbeda. Susu yang dipasteurisasi harganya lebih mahal daripada UHT dan susu bubuk,” tambah Sarah.

5. Anak tidak toleran laktosa butuh suplemen kalsium

Ini pun merupakan mitos yang keliru. Dalam permasalahan seperti ini, orangtua dapat mencari susu dengan sedikit kandungan laktosa atau bahkan bebas laktosa.

"Orangtua pun dapat memberikan susu kedelai yang diperkaya kalsium," kata Sut Yee.

Lalu, orangtua dapat mencoba memberikan keju dan yogurt- keduanya lebih rendah laktosa, bahkan kultur aktif dalam yogurt membantu pencernaan.

Selain itu, Sarah merekomendasikan tahu, sayuran berdaun hijau, seperti sawi hijau, brokoli, bak choy, kangkung, dan kol, sebagai sumber kalsium yang baik.

"Begitu juga ikan dengan tulang yang kaya akan kalsium," kata Sarah.

Baca juga: Agar Tak Mudah Gemuk, Simak Tips Sehat Minum Susu

Masih tidak yakin apakah anak cukup mendapat kalsium?

Sut Yee lalu menguraikan penjelasannya. Dia menyebut, seorang anak berusia 4-6 tahun membutuhkan 600mg mineral setiap hari.

Kebutuhan sebanyak itu bisa didapatkan dari segelas susu kedelai yang diperkaya kalsium (500mg), dan dua potong roti yang diperkaya (100mg) .

Atau, anak bisa menyantap sepotong keju (200mg), atau satu porsi ikan, sekitar 70g (250mg).

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com