Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/06/2020, 10:45 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selama masa pandemi Covid-19 banyak orang yang bertahan menjaga kebugaran dengan berolahraga di luar rumah, sambil mengenakan masker. 

Selain itu, di beberapa tempat olahraga, -Gelora Bung Karno (GBK) contohnya, pengunjung yang datang wajib mengenakan masker. 

Dokter paru-paru RSUD Al Ihsan Jawa Barat, dr Widhy Yudistira Nalapraya SpP mengatakan, masker sesungguhnya berfungsi menyaring udara.

Baca juga: Olahraga Pakai Masker Kurangi Asupan Oksigen, Apa Risikonya?

Dia mengatakan, pada beberapa jenis masker, oksigen tetap bisa masuk sekitar 98 persen. Sedangkan masker kain rata-rata sekitar 70 persen.

Namun persoalannya, olahraga mengenakan masker akan terasa tidak nyaman. Apalagi tanpa masker pun, frekuensi napas ketika berolahraga menjadi meningkat.

Selain itu, metabolisme juga meningkat.

Persoalannya, kata Widhy, bila frekuensi napas mencapai 40 kali per menit, maka tidak ada oksigen yang masuk ke paru-paru.

Hal ini bisa menyebabkan hipoksia, di mana kadar oksigen berada di bawah batas normal, sehingga sel dan jaringan tubuh gagal menjalankan fungsi normalnya.

Baca juga: Face Shield atau Masker, Mana Lebih Efektif Tangkal Covid-19?

Bila hipoksia terjadi lebih dari lima menit, maka akan mengakibatkan kerusakan otak. “Bisa pingsan bahkan meninggal,” tutur Widhy.

Untuk itu, ia tidak menyarankan untuk memakai masker saat berolahraga. Sebab, saat olahraga kebutuhan oksigen lebih tinggi dari biasanya.

Lalu olahraga apa yang disarankan selama pandemik?

Dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung (Unisba) ini mengatakan, masyarakat tetap harus mengikuti protokol kesehatan selama masa pandemi Covid-19.

Mulai dari menjaga jarak, menghindari keramaian, hingga menjaga higienitas. Untuk jenis olahraga, sebaiknya tidak melakukan olahraga jenis anerobik dengan endurance tinggi.

Baca juga: Cegah Jerawat akibat Pemakaian Masker Selama Pandemi

Widhy lebih menyarankan olahraga aerobik seperti bersepeda di tempat datar, berjalan kaki, berenang, bersepeda statis, atau olahraga yang memiliki ritme teratur.

“Sehingga kebutuhan oksigen pun teratur,” cetus dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com