KOMPAS.com - Di antara sederet pertanyaan umum pertama ketika seorang ibu baru melahirkan, salah satunya adalah "lahirnya berapa kilo?" atau "berapa beratnya waktu lahir?"
Pertanyaan itu secara tradisional sekaligus mencerminkan pemahaman bahwa bayi yang lahir besar dipandang sebagai pertanda kesehatan yang baik.
Nah, berlawanan dengan pemahaman populer tersebut, ternyata ukuran bayi saat lahir tidak menentukan kesehatan bayi.
Baca juga: Ingin Coba Pijat Bayi? Ada 5 Hal yang Harus Dihindari
Hal ini diungkapkan Dr Suzanna Sulaiman, Kepala dan Konsultan Senior di Departemen Obstetri dan Ginekologi di KK Women's and Children's Hospital (KKH), Singapura.
Penjelasan senada pun disampaikan Asisten Profesor Victor Samuel Rajadurai, selaku Konsultan Senior di Departemen Neonatologi, KKH.
Dia menyebutkan, fakta membuktikan bayi yang lahir dengan berat lebih dari 3,8 kilogram justru menghadapi lebih banyak komplikasi daripada bayi berukuran normal.
Baca juga: Hidung Membesar Saat Hamil Tanda Mengandung Bayi Laki-laki, Benarkah?
Komplikasi yang umum terjadi antara lain, cedera saat lahir, gula darah rendah, kadar kalsium rendah, dan kondisi kuning.
"Rata-rata, berat bayi cukup bulan berkisar dari 2,6-3 kilogram," kata Dr Suzanna.
Dia menyebutkan, kebanyakan bayi besar dilahirkan oleh ibu dengan diabetes, atau yang menderita diabetes pada saat kehamilan, yang dikenal sebagai diabetes mellitus gestasional.
Secara umum, bayi lahir besar pun memiliki potensi cacat lahir tiga kali lipat lebih tinggi, terhadap bagian otak, paru-paru, jantung, saluran pencernaan, dan tulang belakang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.