KOMPAS.com - Gejala demam umum terjadi setelah anak mendapatkan vaksinasi.
Lalu, bagi sebagian orangtua memberikan obat pereda demam, sebelum si anak mendapatkan vaksinasi kerap menjadi pilihan.
Maksudnya, -tentu saja, agar si anak tak mengalami demam, dan kondisi fisiknya tak terganggu.
Baca juga: Makin Besar Bayi Saat Lahir, Makin Sehat, Benarkah?
Tapi, apakah langkah itu perlu dilakukan? Atau, apakah tindakan pengobatan terhadap demam yang muncul pada anak usai vaksinasi dibutuhkan?
"Demam tidak perlu ditakuti," kata Associate Professor Thoon Koh Cheng.
Koh Cheng adalah Kepala dan Konsultan Senior untuk layanan penyakit menular di Departemen Pediatri, KK Women's and Children's Hospital.
Baca juga: Ingin Coba Pijat Bayi? Ada 5 Hal yang Harus Dihindari
Koh Cheng mengatakan, demam sebenarnya merupakan indikasi yang baik bahwa tubuh meningkatkan respons kekebalan terhadap vaksin.
Karena alasan itu, demam karena vaksinasi tidak boleh dihindari secara aktif.
Cheng menyebutkan, ada penelitian yang menunjukkan, obat antipiretik atau anti-demam yang diberikan sebelum demam atau setelah vaksinasi, menyebabkan respons kekebalan terhadap vaksin menjadi lebih buruk, dibandingkan jika tidak diobati.
Baca juga: 3 Hal yang Tak Boleh Dilakukan Saat Bayi Demam
Dia lalu menguraikan beberapa efek samping yang umum menyertai vaksinasi. Ada rasa nyeri injeksi dan kemerahan, pembengkakan lengan yang divaksinasi, dan anak menjadi rewel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.