KOMPAS.com - Banyak orang dengan sengaja memilih untuk hidup dengan barang-barang yang diperlukan saja, dalam jumlah sedikit. Cara ini disebut dengan gaya hidup minimalis.
Konsep ini berangkat dari pemikiran bahwa seberapa banyak pun barang yang dibeli atau dimiliki, tak akan ada rasa cukup.
Sebaliknya, ketika mulai menjalani gaya hidup minimalis maka hidup akan terasa lebih bermakna dan tidak terlalu banyak hal tak penting memenuhi pikiran.
Manfaat menjalani gaya hidup minimalis
Setiap orang pada dasarnya bersifat materialistis, punya kecenderungan suka membeli dan memiliki barang tertentu. Ini tidak buruk, bergantung pada motif apa di balik keinginannya.
Namun orang juga bisa hidup bahagia dengan sedikit saja barang. Bahkan ada beberapa manfaat tambahan yang bisa didapatkan seperti:
Menghemat energi
Ketika seseorang tinggal dengan begitu banyak barang, artinya energi yang dialokasikan untuk merawatnya pun tidak sedikit.
Bandingkan saja seorang minimalis yang hanya memiliki total 33 benda di lemari, pasti hidupnya terasa lebih lowong ketimbang yang memiliki ratusan barang.
Perlu ada energi khusus untuk menyimpan, menata, merawat, bahkan ketika mendelegasikan tugas itu pada orang lain seperti ART atau jasa laundry, tetap saja ada sumber daya yang harus dikeluarkan berupa uang.
Pikiran lebih fokus
Memiliki terlalu banyak barang di sekitar juga membuat pikiran semakin sibuk. Pada akhirnya, hal ini mengakibatkan seseorang mudah terdistraksi dan sulit fokus.
Ibaratnya, pikirannya sulit merasa damai. Rasa damai ini tak hanya bisa dicapai dengan meditasi saja, tapi juga dengan menerapkan gaya hidup minimalis.
Baca juga: Awas, Banyak Barang di Rumah Bisa Bikin Stres
Mencegah depresi
Meski tak terlihat secara langsung korelasinya, rupanya gaya hidup minimalis bisa mencegah seseorang mengalami depresi.