Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/06/2020, 10:22 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Ketika teknologi semakin maju, banyak kegiatan manusia digantikan mesin atau robot, tidak terkecuali urusan bercinta.

Berawal dari boneka dan alat bantu seks, kini manusia menciptakan robot yang dibuat khusus untuk aktivitas seksual.

Seperti halnya boneka seks, robot seks penampakannya benar-benar realistis dan dibuat semirip mungkin dengan manusia. Bahkan, robot seks bisa dibuat sesuai kebutuhan dan selera pemiliknya.

Teknologi memungkinkan robot seks dilengkapi dengan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan bisa berbincang-bincang sederhana. Akibatnya tidak semua orang mampu membelinya karena harga yang selangit.

Selain harganya yang relatif tinggi, ada banyak kontroversi seputar robot seks karena dianggap lebih banyak risiko ketimbang manfaatnya.

Baca juga: Apakah Bercinta dengan Robot Termasuk Selingkuh?

Kontroversi seputar robot seks

Para penciptanya mengklaim bahwa robot seks tidak berbahaya sama sekali. Bahkan, keberadaan robot seks disebut bisa mencegah terjadinya pelecehan seksual dengan memastikan hasrat seksual pemiliknya “terpenuhi”.

Itulah sebabnya, robot seks didesain tidak terbatas gender. Bukan hanya untuk laki-laki saja, tapi juga perempuan. Namun benarkah klaim ini sepadan dan didukung dengan bukti ilmiah?

Tim peneliti dari NHS London dan King’s College London berkolaborasi untuk menjawabnya. Mereka adalah Chantal Cox-George dan Susan Bewley yang mengumpulkan database segala informasi terkait klaim benarkah robot seks memiliki therapeutic effect.

Didukung dengan riset komprehensif dan diskusi bersama pakar lain, hingga kini tak ada bukti bahwa sexbot berdampak pada kesehatan mental seseorang.

Di sisi lain, beberapa keuntungan dari memiliki robot seks yang disebutkan dalam hasil penelitian mereka di antaranya:

  • Seks lebih aman
  • Mengubah norma masyarakat
  • Potensi menjadi terapi
  • Potensi untuk menyembuhkan pedofil dan pelaku kekerasan seksual

Klaim yang ada saat ini adalah bahwa sex robot mereduksi keinginan pemiliknya untuk terlibat dalam sex trafficking atau sex tourism.

Sementara untuk parameter seks lebih aman, ini karena robot seks lebih aman dari bakteri ketimbang bergonta-ganti pasangan yang rentan menjadi media penularan infeksi menular seksual.

Baca juga: Robot Seks Pria Pertama di Dunia, Bisa Custom Bentuk Fisik

Robot seks pria pertama di duniaDmarge Robot seks pria pertama di dunia
Lebih jauh lagi, ada klaim bahwa sexbot dapat memberi kepuasan bagi orang yang mengalami kondisi tertentu sehingga tidak bisa menikmati seks, seperti disfungsi ereksi, tidak memiliki pasangan, penuaan, atau kondisi medis lainnya.

Meski demikian, belum tentu realitanya selaras dengan ekspektasi. Bisa saja, yang terjadi justru sebaliknya. Pertimbangannya adalah:

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com