Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Layak Dicontoh, Ini 5 Cara Pola Asuh Khas Orangtua Jepang

Kompas.com - 11/06/2020, 18:42 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menjadi orangtua memang tidak ada sekolahnya, namun kita bisa belajar dari lingkungan sekitar, misalnya dari generasi sebelumnya dalam keluarga atau para orangtua di negara lain yang memiliki pola asuh positif.

Jepang seringkali menjadi negara yang dijadikan contoh dalam banyak hal. Ternyata, Jepang juga punya pola asuh anak yang khas dan mungkin bisa kita adopsi untuk merawat anak sendiri.

Salah satu hal menariknya adalah kebanyakan anak-anak Jepang tidak menangis di publik. Wah, seperti apa pola asuh yang mereka terapkan?

Berikut lima pola asuh anak khas orangtua Jepang yang bisa kamu pelajari, seperti dilansir dari Times of India.

1. Diajari kesetaraan

Beberapa waktu lalu, sempat viral video anak-anak sekolah di Jepang membersihkan ruang kelasnya. Hal itu sangatlah luar biasa dan membuat kagum banyak orang. Namun, itu bukan hanya video melainkan sudah menjadi budaya di Jepang.

Sejak usia dini, anak-anak Jepang sudah diajarkan mengenai konsep kesetaraan. Oleh karena itu, bukan hal aneh jika melihat orang Jepang dari segala tingkat sosial dan kasta, termasuk anggota kerajaan, bersekolah di sekolah yang sama.

Dalam filosofi Jepang, anak-anak diajari untuk mengesampingkan ketertarikan pribadi mereka selama bertahun-tahun. Dengan cara ini, mereka belajar nilai-nilai penting dari kesetaraan dan hidup bersama dalam masyarakat di awal tahun kehidupan.

Baca juga: 3C, Rahasia Jepang Kendalikan Covid-19 Tanpa Berlakukan Lockdown

2. Hubungan kuat dan saling menghormati dari ibu anak

Keluarga adalah unsur penting dalam budaya Jepang dan merupakan bagian penting saat mengasuh anak.

Hubungan ibu dan anak pada umumnya adalah hubungan yang protektif, namun di Jepang hubungan ini sedikit berbeda.

Banyak fokus menitikberatkan pada pengasuhan ibu ketika anak masih kecil dan penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh dengan sikap positif menunjukkan risiko gangguan yang rendah ketika tumbuh dewasa.

Sebagai aturan, orang tua Jepang terutama para ibu disarankan untuk menghabiskan banyak waktu bersama anak mereka, bahkan diberi subsidi oleh pemerintah untuk hal itu.

Anak-anak juga tidak dikirim ke taman kanak-kanak sebelum menginjak usia 3 tahun.

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com