KOMPAS.com- Kemunculan penyakit virus corona atau Covid-19 di berbagai penjuru dunia, membuat kebutuhan hand sanitizer meningkat. Alhasil, banyak toko-toko yang sudah kehabisan hand sanitizer karena diborong oleh banyak orang.
Keadaan ini memaksa sebagian masyarakat untuk memproduksi hand sanitizer sendiri, walaupun mereka masih “asing” terhadap cara pembuatannya. Lantas, hal ini menimbulkan pertanyaan, “Apakah hand sanitizer buatan sendiri aman digunakan?”.
Melalui selebaran resmi, badan kesehatan dunia, World Health Organization (WHO) memberikan panduan untuk menciptakan hand sanitizer, beserta bahan-bahan yang diperlukan.
Di antara bahan-bahan itu, terdapat etanol, isopropil alkohol, hidrogen peroksida, gliserin, hingga air steril. WHO juga memberikan takaran yang tepat untuk setiap bahan-bahan tersebut.
WHO pun merekomendasikan dua resep pembuatan hand sanitizer, baik dengan bahan etanol ataupun isopropil alkohol.
1. Etanol
Etanol sebenarnya adalah jenis alkohol dengan formula kimia C2 H6 O. Etanol adalah bahan kimia umum yang sering dipakai untuk produk kosmetik dan kecantikan. Bahkan, banyak produk hand sanitizer yang menggunakan etanol karena dianggap bisa membunuh mikroorganisme seperti virus, bakteri, dan jamur.
2. Isopropil alkohol
Sama seperti etanol, isopropil alkohol juga sering ditemukan dalam produk kosmetik dan kecantikan. Keberadaannya bisa menghambat infeksi bakteri di kulit. Tidak hanya itu, mengoleskan isopropil alkohol ke kulit disebut juga bisa meredakan nyeri otot.
3. Gliserin
Selain air dan pewangi, gliserin adalah bahan umum yang sering ditemukan dalam produk kosmetik. Tidak hanya itu, gliserin juga jadi bahan utama dalam pembuatan bahan pelembap dan losion.
Menurut beberapa studi, gliserin memiliki manfaat untuk kulit, seperti menghidrasi bagian luar kulit, mencegah iritasi, hingga mempercepat proses penyembuhan luka.
4. Hidrogen peroksida
Biasanya, hidrogen peroksida juga digunakan untuk menangani masalah kulit. Namun, hal ini hanya dilakukan oleh dokter. Selain itu, hidrogen peroksida juga dianggap tidak aman untuk digunakan pada kulit.
Tapi, hidrogen peroksida bisa ditemukan di apotek dengan dosis yang kecil. Biasanya, hidrogen peroksida juga digunakan untuk mengobati luka bakar atau sayatan, hingga infeksi di kulit.