Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bila Formula Keliru, Hand Sanitizer Bisa Kurang Efektif Membunuh Kuman

Kompas.com - 11/06/2020, 22:49 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com-  Kemunculan penyakit virus corona atau Covid-19 di berbagai penjuru dunia, membuat kebutuhan hand sanitizer meningkat. Alhasil, banyak toko-toko yang sudah kehabisan hand sanitizer karena diborong oleh banyak orang.

Keadaan ini memaksa sebagian masyarakat untuk memproduksi hand sanitizer sendiri, walaupun mereka masih “asing” terhadap cara pembuatannya. Lantas, hal ini menimbulkan pertanyaan, “Apakah hand sanitizer buatan sendiri aman digunakan?”.

Melalui selebaran resmi, badan kesehatan dunia, World Health Organization (WHO) memberikan panduan untuk menciptakan hand sanitizer, beserta bahan-bahan yang diperlukan.

Di antara bahan-bahan itu, terdapat etanol, isopropil alkohol, hidrogen peroksida, gliserin, hingga air steril. WHO juga memberikan takaran yang tepat untuk setiap bahan-bahan tersebut.

WHO pun merekomendasikan dua resep pembuatan hand sanitizer, baik dengan bahan etanol ataupun isopropil alkohol.

1. Etanol

Etanol sebenarnya adalah jenis alkohol dengan formula kimia C2 H6 O. Etanol adalah bahan kimia umum yang sering dipakai untuk produk kosmetik dan kecantikan. Bahkan, banyak produk hand sanitizer yang menggunakan etanol karena dianggap bisa membunuh mikroorganisme seperti virus, bakteri, dan jamur.

2. Isopropil alkohol

Sama seperti etanol, isopropil alkohol juga sering ditemukan dalam produk kosmetik dan kecantikan. Keberadaannya bisa menghambat infeksi bakteri di kulit. Tidak hanya itu, mengoleskan isopropil alkohol ke kulit disebut juga bisa meredakan nyeri otot.

3. Gliserin

Selain air dan pewangi, gliserin adalah bahan umum yang sering ditemukan dalam produk kosmetik. Tidak hanya itu, gliserin juga jadi bahan utama dalam pembuatan bahan pelembap dan losion.

Menurut beberapa studi, gliserin memiliki manfaat untuk kulit, seperti menghidrasi bagian luar kulit, mencegah iritasi, hingga mempercepat proses penyembuhan luka.

4. Hidrogen peroksida

Biasanya, hidrogen peroksida juga digunakan untuk menangani masalah kulit. Namun, hal ini hanya dilakukan oleh dokter. Selain itu, hidrogen peroksida juga dianggap tidak aman untuk digunakan pada kulit.

Tapi, hidrogen peroksida bisa ditemukan di apotek dengan dosis yang kecil. Biasanya, hidrogen peroksida juga digunakan untuk mengobati luka bakar atau sayatan, hingga infeksi di kulit.

Masalahnya, para ahli medis tidak lagi menggunakan hidrogen peroksida sebagai disinfektan. Sebab, hidrogen peroksida dipercaya bisa merusak sel sehat yang ada di sekitar luka. Namun, riset ini dibuktikan pada hewan uji, bukan pada manusia.

Beberapa bahan pembuatan hand sanitizer di atas memang berdasarkan panduan yang diberikan oleh WHO. Namun formula dan takarannya harus tepat. Jadi, jika ada kekeliruan dalam takaran atau cara pembuatannya, bisa saja hand sanitizer buatan sendiri tidak efektif dalam membunuh virus corona.

Berangkat dari hal tersebut, Diageo Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Kopernik yang melibatkan UMKM di Bali, membuat hand sanitizer dan membagi-bagikan kepada masyarakat.

Menggandeng UMKM yang berbasis di Bali yaitu Embun Natural dan Utama Spice, Diageo memproduksi ethanol alkohol menjadi hand sanitizer dengan kadar alkohol 70% yang siap pakai. Sebanyak 120.000 botol hand sanitizer ini kemudian dibagikan pada masyarakat, khususnya yang tinggal di Jakarta dan Bali.

Chief Operating Officer (COO) Yayasan Kopernik, Ewa Wojkowska mengatakan,” Melalui kolaborasi ini, muncul kesempatan kerja bagi penduduk lokal Bali sehingga manfaat ekonomi dari produksi hand sanitizer ini juga dapat dirasakan oleh masyarakat setempat.”

Selain untuk membantu mencegah penyebaran Covid-19, hand sanitizer ini juga diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi New Normal dengan menerapkan higienitas dan sanitasi dalam aktivitas sehari-hari.

Corporate Relations Director Diageo Indonesia, Dendy A Borman, menjelaskan bahwa donasi ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kesehatan diri dan mencegah penularan Covid-19.

“Terutama ketika kita kembali beraktivitas kembali, sangatlah penting untuk tetap menjaga jarak fisik (physical distancing) serta terus menerapkan protokol kesehatan,” ujar Dendy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com