Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Starbucks Larang Karyawannya Pakai Atribut "Black Lives Matter"

Kompas.com - 12/06/2020, 11:30 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber NYPost

KOMPAS.com - Starbucks telah menyatakan dukungannya terhadap gerakan Black Lives Matter secara terbuka.

Namun di sisi lain, jaringan kedai kopi asal Amerika Serikat itu melarang karyawannya mengenakan pakaian atau atribut terkait Black Lives Matter.

Starbucks mengirimkan beberapa tweet pekan lalu, berjanji untuk "berdiri dalam solidaritas dengan mitra, pelanggan, dan komunitas kulit hitam."

Baca juga: Ketika J.Lo Turun ke Jalan Ikut Aksi Black Lives Matter

Tapi secara offline, Starbucks melarang barista dan karyawan toko mereka untuk mengekspresikan dukungan yang sama di tempat kerja.

Informasi ini terungkap berdasarkan sebuah memo yang diperoleh laman BuzzFeed News.

Perusahaan itu menyatakan, atribut Black Lives Matters tidak mematuhi kebijakan pelarangan kode berpakaian yang mewakili "masalah politik, agama, atau pribadi."

Namun, kebijakan ini terasa bertentangan dengan apa yang telah dilakukan perusahaan sebelumnya, saat mendukung LGBTQ, termasuk hak pernikahan komunitas tersebut kepada para pekerja.

Baca juga: New Balance Mendonasikan 10.000 Sepatu Lari untuk Black Community

Zing Shaw, Wakil Presiden Starbucks untuk inklusi dan keragaman, beralasan pesan Black Lives Matter dapat memecah belah pelanggan.

"Ada pihak yang salah mengartikan prinsip-prinsip dasar gerakan Black Lives Matter, dan dalam keadaan tertentu sengaja mengubah prinsip itu untuk memperkuat ketegasan," demikian bunyi memo itu.

Kepada BuzzFeed, Calvin Benson, barista berkulit hitam yang bekerja di Starbucks Atlanta, mengatakan keputusan Starbucks mengecewakan.

"Ini sungguh terkait dengan hal-hal yang tidak dapat saya ungkapkan dengan kata-kata," cetus dia.

Baca juga: Quaden Bayles Dilecehkan Ketika Ikut Datang ke Aksi Black Lives Matter

"Warna kulit saya memicu kekerasan di Starbucks. Haruskah saya tidak datang kerja?" kata dia.

"Sekarang, Starbucks perlu mendukung kami," tegas Benson lagi.

Starbucks tidak segera menanggapi komentar tersebut.

Jurubicara perusahaan mengatakan, langkah mereka bekerja untuk melawan rasisme sistemik, tetapi aturan berpakaian bertujuan menciptakan ruang yang aman dan ramah bagi pelanggan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber NYPost
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com