Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/06/2020, 14:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Banyak orang menjajal hobi baru di tengah masa pandemi, salah satunya adalah dengan mulai menanam tumbuhan.

Namun, bagi Swastika Nohara, hobi menanam bukanlah hal baru melainkan sudah ditekuninya sejak 2015 silam.

Saat itu, ia membaca sebuah artikel yang mengungkapkan bahwa badan antariksa NASA tengah meneliti jenis tanaman yang terbukti menangani polusi dalam ruangan.

Baca juga: Manfaat Menanam Pohon untuk Diri Sendiri dan Anak Cucu

Oleh karena itu, tanaman yang diteliti NASA, seperti Spider Plant, Peace Lily, hingga English Ivy menjadi koleksi tanaman pertama yang dimiliki Swastika.

"Lama-lama karena punya sedikit, ingin mereka tetap hidup akhirnya baca-baca, browsing, ketemu foto tanaman lain kok senang juga. Pelan-pelan nambah, lama-lama jadi banyak juga," katanya kepada Kompas Lifestyle.

Penulis naskah film layar lebar dan dokumenter itu merasakan, ada kepuasan tersendiri yang dirasakan dengan menekuni hobi tersebut.

Menurut dia, aktivitas menanam sangat seru dan menyenangkan serta membuatnya banyak belajar hal baru.

"Kalau dirangkum dalam satu kata, 'satisfying'. Ketika melihat ada tunas baru yang tumbuh, daun-daun baru tumbuh dan mekar," kata Swastika.

Baca juga: Berkebun Sayur, Hobi Baru yang Bikin Bahagia di Tengah Pandemi

"Itu semua dipelajari sambil jalan, trial and error, yang mati juga banyak. Sedih tapi ya sudah enggak apa-apa, relakan saja."

Memelihara tanaman juga merupakan tantangan bagi ibu dua anak ini.

Selain membuatnya tak berhenti belajar, kepuasan hati menjadi berlipat ganda ketika usaha dan eksperimen yang dilakukannya membuahkan hasil.

Perempuan yang memulai hobinya dengan tanaman-tanaman hias ini juga merasa rumahnya menjadi lebih indah dan segar dengan adanya tanaman-tanaman.

Kini, Swastika bahkan tak lagi ingat berapa jenis tanaman yang dimilikinya di rumah.

"Aku enggak pernah hitung. I've lost count sejak sekitar dua tahun lalu," ungkap dia.

Sejak pandemi Covid-19, Swastika mulai menanam sayur-sayuran.

Ia juga mencoba menanam microgreens atau sayur-sayuran berukuran kecil yang biasa disertakan dalam menu-menu masakan Barat atau menu makanan sehat.

Baca juga: Kiat Sukses Hobi Aquascape Selama Pandemi Covid-19

Masa panen sayuran microgreens cukup singkat, pada umumnya 7-14 hari. Meski begitu, nutrisinya sangat padat dan teksturnya renyah.

Beberapa tanaman microgreens yang dimiliki Swastika di antaranya Red Radish, Crysanthemum, Beet, Wheatgrass, hingga Sun Flower.

Di masa pandemi, Swastika merasa dirinya bisa lebih banyak memberi perhatian pada koleksi tanamannya karena lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.

Rupanya, selama pandemi ia juga menerima banyak sekali pertanyaan seputar tanaman salah satunya melalui akun Instagram miliknya @swastikanohara.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Swastika Nohara M.A. (@swastikanohara) on Jun 4, 2020 at 10:15pm PDT

Pertanyaan tersebut datang dari teman-teman atau pengikutnya di Instagram yang mau memulai hobi menanam.

Atau, ada pula dari mereka yang sudah menjalani hobi itu sebelumnya, namun ingin lebih mendalaminya.

Baca juga: 10 Tanaman Obat Populer yang Bisa Ditanam Sendiri

Tak hanya melalui Instagram, Swastika juga membagikan pengalamannya memelihara tanaman melalui blog lifetimejourney.me.

"Tiap hari ada saja yang DM (direct message). Macam-macam pertanyaannya, soal microgreens, tanaman hias, tanaman secara umum, apalagi setelah aku posting," kata dia.

Meski sudah memiliki banyak koleksi tanaman, Swastika tidak berhenti sampai di situ saja. Masih ada banyak jenis tanaman yang ingin dimilikinya.

Hanya saja, ia tidak terlalu ambisius untuk segera mendapatkan tanaman-tanaman tersebut.

Baginya, ia dan tanaman seperti jodoh. Jika memang sudah berjodoh dengan tanaman yang diinginkan, pasti tanaman tersebut akan dimiliki.

"Karena ini hobi, jadi dilakukan santai saja," kata dia.

Namun, salah satu tanaman hias yang diinginkannya adalah Calathea orbifolia.

Menurut dia, tanaman tersebut memiliki daun yang sangat bagus dan cantik.

"Cuma biasanya mahal dan kalau mau beli di nursery enggak semua punya."

"Kalau pun beli kita harus pastikan sehat, kuat dan cukup lama di nursery-nya. Karena mahal, jadi kalau beli kondisinya tidak bagus kan sayang," ungkap Swastika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com