Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari, 6 Kesalahan Saat Adu Argumentasi dengan Pasangan

Kompas.com - 16/06/2020, 07:28 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Adu argumentasi adalah hal wajar dan tidak bisa dihindari, baik dalam hubungan dengan anggota keluarga, teman maupun pasangan.

Kondisi tersebut sebetulnya bisa menjadi kesempatan untuk mendengarkan pandangan orang lain dan mengutarakan pandangan kita sendiri, sebelum berakhir dengan pemahaman baru.

Masalahnya terletak pada emosi dan frustrasi yang bisa membuat rumit situasi. Terutama jika adu argumentasi terjadi dengan pasangan.

Baca juga: Cara Kembali Akur Setelah Bertengkar dengan Mertua

Sayangnya, banyak dari kita yang tidak memahami cara berargumen sehat.

Pada akhirnya, bukan membangun, argumentasi tersebut malah menciptakan ketegangan antar-pasangan dan memperburuk relasi.

Nah, ketika kita berada pada situasi berargumentasi dengan pasangan, hindari beberapa kesalahan berikut agar hubungan terhindar dari konflik, seperti dilansir dari CNBC Make It.

1. Fokus pada subjek komplain, bukan solusi

Sebuah adu argumentasi mungkin tidak akan terjadi kecuali kita memiliki keluhan.

Namun, untuk mengekspresikan keluhan tersebut dengan baik, ahli neuropsikologi tersertifikasi, Judy Ho, Ph.D. menyarankan untuk menjelaskan bagaimana perasaan kita, kemudian segeralah beralih mencari solusi.

"Saat kita berada dalam fase pemecahan masalah, ambil pendekatan kolaboratif. Luangkan waktu untuk melakukan brainstorming untuk menyelesaikan masalah dan jangan menilai ide satu sama lain."

Baca juga: Olahraga Bareng Pasangan Bikin Hubungan Makin Mesra

 

Demikian kata profesor psikologi di Pepperdine University dan co-host acara TV "The Doctors itu.

Ambil pilihan yang menjadi kompromi terbaik untuk kalian berdua, kemudian cobalah terapkan hal itu.

2. Menggunakan istilah hiperbola

Pernyatan seperti "kamu selalu melakukan itu" atau "kamu tidak pernah melakukan itu" adalah kalimat-kalimat yang terlalu dramatis dan terdengar seperti tidak benar.

Kalimat semacam itu juga bisa membuat lawan bicara menjadi defensif, bukan justru fokus mendengarkan komplain darimu.

Mereka justru akan cenderung merespons dengan contoh-contoh yang menegasikan pernyataanmu yang salah.

Lebih baik gunakan kata-kata moderat, seperti "terkadang", "beberapa kali" atau "sering", yang lebih memberikan ruang untuk diskusi.

Baca juga: Bagaimana Mengatasi Rasa Sedih Akibat Ditinggal Kekasih?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com