Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/06/2020, 14:41 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 mengharuskan setiap orang beradaptasi dengan tatanan normal baru, termasuk industri mode. Bahkan, situasi ini ikut berpengaruh pada gaya berbusana seseorang.

Desainer sekaligus CEO Indonesia Fashion Chamber, Ali Charisma mengatakan, tidak hanya sisi bisnis atau pemasaran, tren mode di kalangan konsumen juga berubah karena pandemi.

Menebak dan menganalisa tren berbusana memang bukan hal sederhana karena dipengaruhi banyak faktor. Meski begitu, salah satu tren yang diperkirakan akan tetap berlanjut di masa pandemi adalah pilihan akan sustainable fashion (fesyen berkelanjutan).

"Secara global, perubahan fesyen akan lebih ke sustainable. Sebelum pandemi memang sudah ramai dibicarakan, pelakunya juga sudah percaya bahwa itu penting. Tapi setelah pandemi mereka merasa itu lebih penting lagi."

Demikian diungkapkan Ali dalam diskusi virtual bertajuk "Tips dan Karir Studi di bidang Kreatif Seni Suara dan Fashion di Tengah Pandemi" bersama UniSadhuGuna (UIC) College, belum lama ini.

Baca juga: Dior Akan Mulai Gelar Pameran Fashion di Shanghai

Lebih sederhana

Selain itu, Ali melihat gaya berbusana orang-orang akan cenderung tidak mencolok dan lebih sederhana, seperti dalam hal bentuk dan warna.

Menurutnya, banyak orang yang masih akan tetap belanja fesyen. Hanya saja, budget belanja fesyen tidak akan terlalu besar dan berlebihan karena ekonomi belum pulih.

"Tetap ada yang mencolok, tapi sangat berkurang. Dari cutting juga lebih simple. Seperti konsep zero waste, one fits all akan sangat diminati," ungkapnya.

Di samping gaya berbusana, tren penyelenggaraan acara-acara fesyen, seperti fashion week (pekan mode) tentunya juga akan terpengaruh.

Sejumlah fashion week juga akan digelar dengan konsep virtual, seperti Paris Fashion Week, London Fashion Week dan Milan Fashion Week.

Baca juga: Keceriaan Hello Kitty dalam Koleksi Busana Modest, Mau?

Menurut Ali, standar virtual fashion week sebetulnya masih berada di bawah standar pekan mode yang biasa digelar berdasarkan musim.

Oleh karena itu, diperlukan inovasi-inovasi yang kreatif untuk membuat virtual fashion week tidak kalah dari fashion week biasa.

"Sekarang kan banyak yang live streaming, bisa atau tidak tentu bisa. Tapi apakah efektif bagi industri mode atau pelakunya?" kata Ali.

Memaksimalkan konten media sosial menjadi cara lainnya agar karya mode para desainer juga bisa tetap dilihat secara luas dan membantu dari segi bisnis.

"Karena masih baru banget, kalau dilaksanakan bisa sekali tapi belum terbangun dengan baik dan kurang menarik," ungkapnya.

Baca juga: Tips Memadukan Jilbab dan Pakaian

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com