BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Beswan Djarum

Pandemi Belum Usai, Bagaimana Berkomunikasi di Era New Normal?

Kompas.com - 17/06/2020, 18:04 WIB
Alek Kurniawan,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Saat ini dunia tengah dihadapkan dengan era new normal atau tatanan kenormalan baru. Dalam era ini, sebagian aktivitas bisa dilakukan secara digital atau virtual.

Sebagai contoh, kini karyawan beberapa perusahaan tidak perlu datang ke kantor untuk menyelesaikan semua pekerjaannya. Cukup dengan alat kerja berupa laptop dan koneksi internet di rumah, mereka bisa dengan mudah mengerjakan semua tugas.

Lalu, bagaimana dengan agenda meeting atau pertemuan penting lainnya? Tenang, karena saat ini sudah banyak teknologi aplikasi yang memungkinkan komunikasi secara virtual dengan mudah.

Namun, ternyata ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi banyak orang dalam membangun kepercayaan saat berkomunikasi secara virtual.

Pasalnya, saat berkomunikasi secara virtual, tatap muka secara langsung dengan lawan bicara tidak bisa dilakukan. Bisa dibilang, sense of human atau rasa kepekaan dalam diri manusia akan secara otomatis berkurang.

Baca juga: Djarum Foundation Ajak Mahasiswa Gagas Ide Penyelamatan Lingkungan

Pemimpin Redaksi Kompas TV Rosianna Silalahi mengatakan, komunikasi virtual cenderung kurang menghadirkan energi dibandingkan berbicara langsung.

“Kita juga cenderung tidak mendapatkan kehangatan dan tidak bisa melihat senyum lawan bicara secara langsung. Namun, dunia sedang mengalami perubahan, oleh karena itu kita harus siap,” ujar perempuan yang akrab disapa Rosi, Jumat (12/6/2020).

Hal tersebut Rosi sampaikan ketika memberikan pelatihan soft skills secara online, "Leadership Development Series" untuk Beswan Djarum 2019/2020. Dalam kelas ini, Rosi membawakan tema “Berkomunikasi di New Normal: Building Trust in Virtual Communication” di hadapan ratusan penerima Djarum Beasiswa Plus.

Tampilan diri jadi solusi

Memang, membangun kepercayaan orang lain saat berkomunikasi secara virtual jadi tantangan tersendiri di era ini. Namun, tak sepenuhnya tantangan tersebut menjadi hambatan.

“Hal yang terpenting adalah bagaimana kita berbicara dan mau seperti apa terlihat oleh lawan bicara saat berkomunikasi virtual,” jelas Rosi pada pelatihan online tersebut.

Apa yang dimaksud Rosi sangat beralasan. Sebab, tampilan diri secara virtual keberadaannya cukup vital.

Meskipun tampilan diri mungkin hanya sebatas pas foto atau medium close up, bagian itulah yang seharusnya bisa dimaksimalkan.

Baca juga: Djarum Foundation: Ini Saatnya SMK Indonesia untuk Bangkit!

Rosi pun mencontohkan, saat hendak melakukan percakapan virtual, pastikan terlebih dulu jenis atau tema acara yang diikuti. Bila para peserta yang secara notabene adalah mahasiswa ingin mempresentasikan sebuah project kepada pihak kampus, pakaian yang digunakan harus formal.

“Berbeda halnya kalau mau reuni. Mungkin teman-teman bisa menggunakan pakaian kasual. Selain itu, pilihlah lokasi yang tepat juga, ya,” ujar perempuan yang pernah mewawancarai Mantan Presiden Amerika Serikat George Bush di Gedung Putih itu.

Lokasi yang digunakan sebagai latar, lanjutnya, haruslah mempresentasikan tema acara yang hendak diikuti. Selain itu hindari pula keberadaan barang-barang pribadi yang sifatnya privasi, seperti tempat tidur, pakaian dalam, dan baju laundry.

“Memang, ini juga jadi salah satu tantangan kita di Indonesia. Pasalnya, rata-rata masyarakat tinggal dengan keluarga besar dan kurang memiliki ruangan khusus untuk bekerja dan belajar. Meskipun begitu, kita bisa memilih pojok ruangan yang memberikan keleluasaan untuk berbicara” terang Rosi lagi.

Rosianna Silalahi saat memberikan pelatihan soft skills secara online, Leadership Development Series untuk Beswan Djarum 2019/2020. Dalam kelas ini, Rosi membawakan tema ?Berkomunikasi di New Normal:  Building Trust in Virtual Communication? di hadapan ratusan penerima Djarum Beasiswa Plus.DOK. DJARUM FOUNDATION Rosianna Silalahi saat memberikan pelatihan soft skills secara online, Leadership Development Series untuk Beswan Djarum 2019/2020. Dalam kelas ini, Rosi membawakan tema ?Berkomunikasi di New Normal: Building Trust in Virtual Communication? di hadapan ratusan penerima Djarum Beasiswa Plus.

Cara berbicara

Selain memperhatikan tampilan diri, sebaiknya perhatikan pula bagaimana Anda akan berbicara secara virtual. Ini mungkin perlu sedikit penyesuaian jika Anda belum terbiasa.

Namun, seiring berjalannya waktu dan latihan berbicara di depan kamera, Anda akan mulai fasih.

Hal yang utama adalah tempo dan artikulasi bicara. Untuk tempo bicara, pastikan tidak terlalu lambat atau terlalu cepat. Kemudian, artikulasi bicara juga harus jelas.

“Kedua hal ini penting untuk diperhatikan, karena dalam berkomunikasi virtual kita harus memahami bahwa terkadang ada buffer atau lag yang membuat gerak bibir di layar berbeda dengan apa yang kita ucapkan,” ujar Rosi.

Baca juga: Beasiswa Djarum Foundation 2020 untuk Mahasiswa S1/D4

Satu lagi yang penting diketahui adalah selalu tatap kamera saat sedang berbicara. Dalam komunikasi virtual, kamera diibaratkan sebagai mata lawan bicara. Jadi, eye contact sangat penting agar komunikasi berjalan lancar dan kepercayaan akan terbangun secara sendirinya dari lawan bicara.

Melalui pelatihan yang diadakan oleh Djarum Foundation ini, Rosi juga berpesan kepada ratusan Beswan Djarum (sebutan bagi para penerima program Djarum Beasiswa Plus dari Djarum Foundation) untuk tetap optimistis meskipun pandemi belum berakhir.

“Meskipun banyak tantangan yang akan dihadapi pada masa new normal, tapi show must go on. Kita harus tetap bersemangat dalam berkarya dan tetap profesional,” ujar Rosi.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com