Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/06/2020, 08:22 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Para peneliti juga menemukan partikel virus dalam tinja pasien, serta jejak virus RNA di toilet dan wastafel di ruang isolasi rumah sakit di mana mereka dirawat.

Meskipun, percobaan laboratorium telah mengungkapkan bahwa penyebaran melalui materi tersebut mungkin lebih kecil kemungkinannya dibandingkan dengan virus yang tersebar dari batuk si pengidap.

Penyebaran virus dari toilet

Sebuah simulasi komputer tentang mekanisme pembilasan toilet menunjukkan, ketika air masuk ke dalam toilet dan menghasilkan pusaran, toilet memindahkan udara ke dalamnya.

Perputaran ini kemudian bergerak ke atas dan gaya sentrifugal mendorong sekitar 6.000 tetesan kecil dan bahkan partikel aerosol yang lebih kecil.

Tergantung pada jumlah yang masuk ke toilet, pembilasan bisa memaksa masuk 40-60 persen aerosol yang diproduksi di atas bangku toilet duduk.

Bagi Ji-Xiang Wang, rekan penulis penelitian sekaligus orang yang mempelajari dinamika fluida di Universitas Yangzhou, hal ini sangat memprihatinkan.

Baca juga: 5 Hal Ini Bikin Kamar Mandi Terlihat Berantakan

Sebab, menjaga kamar mandi selalu bersih adalah hal yang hampir tidak mungkin. Berbagi toilet juga merupakan hal yang sulit dihindari, bahkan pada lingkup keluarga.

Masa kenormalan baru (new normal) yang dijalani di beberapa daerah dan negara juga membuat penggunaan toilet umum semakin banyak dilakukan.

Ruang ventilasi yang buruk di toilet umum juga dinilai dapat meningkatkan risiko terpapar infeksi.

Pengguna juga harus mempertimbangkan risiko dari permukaan yang banyak disentuh, seperti gagang pintu.

Pengalaman dengan virus corona lain menunjukkan seberapa cepat rute fecal-oral dapat menyebabkan penyebaran penyakit.

Pada bulan Maret 2003, lebih dari 300 orang yang tinggal di kompleks apartemen Amoy Gardens di Hong Kong dinyatakan terinfeksi dengan virus corona SARS.

Kasus itu terjadi akibat aerosol tinja yang menular menyebar melalui pipa yang rusak dan sistem ventilasi yang buruk.

Dr. Wang mengakui, para peneliti belum melihat aerosol toilet dalam kasus virus corona baru.

Namun, penelitian lain menunjukkan bahwa viral load ditemukan di daerah toilet bersama di satu rumah sakit di Wuhan, China.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com