Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/06/2020, 20:16 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi


Stres dan lelah

Anggap saja pandemi dan kecemasan ekonomi sebagai beban psikologis terbesar kita saat ini. Namun, kecemasan tentang apa pun dapat menyebabkan kita kehilangan fokus dan berpotensi menyebabkan gairah seks hilang.

"Stres melelahkan kita secara mental dan fisik. Ketika kita stres, tubuh kita mencoba memobilisasi seluruh energi ke organ-organ fungsional utama kita dan penis ada di urutan terakhir," kata Debby Herbenick, Ph.D, profesor di Indiana School of Public Health.

Stres juga dapat meningkatkan kadar kortisol kita. Ini jai masalah karena hormon stres dapat memblokir efek testosteron yang berperan penting dalam fungsi seks pria.

Apabila kegelisahan membuat kita tidak bisa tidur nyenyak atau berolahraga, kita harus waspada dan perlu mengelola stres.

"Olahraga dan tidur cukup akan mendukung sistem kardiovaskular yang sehat, dan pada akhirnya mendukung ereksi yang kuat," kata Herbenick.

Baca juga: Gairah Seks Tak Semata-mata soal Wajah dan Tubuh Indah...

Konsumsi obat-obatan tertentu

Obat yang dimaksud mencakup obat tekanan darah tinggi, seperti beta-blocker dan diuretik, kata Steven Lamm, M.D., direktur medis Preston Robert Tisch Centre for Men's Health.

Meskipun obat tekanan darah tinggi baik bagi jantung kita, efek samping obat terhadap sistem saraf simpatik dan dinding pembuluh darah dapat menurunkan aliran darah ke penis.

Penelitian dari Standford University menunjukkan hingga 75 persen pasien depresi melihat penurunan libido mereka. Inhibitor serotonin dalam obat ini akan menurunkan kadar testosteron atau bahkan menyebabkan ejakulasi tertunda.

Konsultasikan dengan dokter untuk mencari obat yang berbeda atau dosis lebih rendah untuk meminimalkan efek samping ini.

Baru saja masturbasi

Jika kita baru saja masturbasi, kita harus menunggu beberapa saat sebelum bisa bercinta dengan pasangan. Kemungkinan hal itu ada hubungannya dengan lonjakan hormon prolaktin setelah kita orgasme.

Hormon ini telah dikaitkan dengan kesulitan mempertahankan ereksi atau bahkan ejakulasi.

Para ilmuwan tidak yakin mengapa waktu kembalinya bervariasi, namun seringkali lebih pendek bagi pria yang lebih muda.

"Ini seperti lari maraton, tubuh kita perlu rileks dan segar sebelum kembali berlari," ujar Dr. Brahmbhatt.

Perlu diingat, rata-rata pria memiliki periode refraktori 30 menit, katanya, tetapi beberapa pria mungkin hanya membutuhkan 10 menit atau hingga satu atau dua jam untuk mengisi ulang.

Baca juga: Seberapa Cepat Ejakulasi Disebut Terlalu Dini?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com