Sejauh ini, satu-satunya obat lain yang terbukti bermanfaat untuk pasien virus corona, baik melalui uji klinis berskala besar, acak, dan terkontrol adalah obat antivirus remdesivir.
Obat remdesivir menunjukkan dapat mengurangi gejala virus corona dari 15 menjadi 11 hari. Namun, obat remdesivir belum terbukti kuat dapat mengurangi angka kematian akibat Covid-19.
Berbeda dengan dexamethasone, remdesivir merupakan obat corona baru dengan ketersediaan yang terbatas dan harganya yang belum pernah diumumkan.
Sedangkan, harga dexamethasone tergolong relatif murah dan tersedia luas di seluruh dunia. Obat ini dapat menjadi alternatif ketika stok obat yang lebih kuat seperti remdesivir menipis, terutama di wilayah dengan kasus COVID-19 yang tinggi dan layanan kesehatan yang terbatas.
Meski dexamethasone disebut-sebut dapat menurunkan risiko tingkat kematian pada pasien yang positif terinfeksi Covid-19 dengan gejala berat, masyarakat umum diharapkan untuk tidak membeli obat dexamethasone dengan inisiatif sendiri. Pasalnya, penggunaan obat ini harus sesuai dengan resep dokter.
Selain karena belum diketahui secara pasti manfaatnya untuk mengobati pasien Covid-19 bergejala ringan, tanpa gejala, hingga untuk mencegah infeksi virus corona, orang-orang lain yang membutuhkan obat ini secara rutin, misalnya penyandang autoimun, bisa saja mengalami kesulitan mendapatkan obat dexamethasone di pasaran.
Baca juga: Mendadak Populer Disebut Sebagai Obat Corona, Apa Itu Daun Laban?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.