Menurut Ratih, seseorang akan dicap mengalami gangguan psikologis kalau dia tidak lagi memiliki kendali atas dorongannya.
"Misalnya, kita beli kuaci impulsif banget, terus udahnya mikir, 'Ngapain ya beli kuaci?' Waduh gue beli gambar kuaci Mickey Mouse seneng banget', jadi seperti hypnotized gitu."
"Pada saat itu, kita enggak punya kendali atas diri. Itu gangguan. Kalau cuma sekali itu, ya sudah dimaafkan."
"Tapi, begitu beli kuaci itu terus-menerus tanpa alasan dan tidak bisa mengontrol keinginan beli, itu berarti ada gangguan psikologis." tegas Ratih.
Jika hal itu yang terjadi, bagian itu yang perlu ditelaah, apa yang terjadi pada diri seseorang.
"Tapi, melakukan impulsive buying satu kali, itu understandable. Begitu menjadi pola, ada gangguan di situ."
"Ada sesuatu yang keliru di situ, apalagi kalau pola itu mengganggu ranah kehidupan yang lain, berarti jelas-jelas terganggu," tegas dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.