Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/06/2020, 13:07 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber SCMP

KOMPAS.com - Merasa terjebak dalam suatu hubungan tak akan menyenangkan bagi siapa pun. Perasaan itu dapat menyebabkan derita, putus asa, hingga depresi.

Perasaan cinta dengan pasangan pun memudar, berganti dengan rasa tidak suka, tidak percaya, atau saling membenci. Sebab, masing-masing melihat satu sama lain sebagai musuh yang membuat mereka terjebak.

Hubungan yang bersifat demikian bisa menjadi sangat beracun dan merusak diri, namun sebagian orang terlalu takut bertanggung jawab atas pilihan mereka dan mendapat kembali kendali untuk menjalani hidup yang diinginkan.

Akibatnya, mereka menyembunyikan perasaan negatif ini, menahannya dalam diam dan berperilaku seperti biasa karena kewajiban atau takut mengecewakan seseorang.

Orang yang terjebak dalam hubungan biasanya tidak sadar mereka punya pilihan untuk membebaskan diri mereka dan pasangannya, atau tidak tahu cara mengekspresikan diri.

Mereka merasa sengsara seumur hidup dan tak mampu mengubahnya.

Baca juga: Yang Harus Dilakukan Habis Bertengkar Agar Hubungan Tetap Harmonis

Keinginan jadi satu

Jadi, bagaimana dua orang yang saling mencintai bisa terjebak dalam hubungan?

"Ketika kita bertemu seseorang yang kita sukai, kita meluangkan seluruh waktu kita untuk membangun keintiman sehingga kita 'dikenal, terlihat dan aman'," kata Valentina Tudose, pakar hubungan dan ahli hipnoterapis bersertifikat.

Keinginan 'bergabung' dengan orang yang dicintai untuk menjadi 'satu', saling mengenal secara mendalam, dan diterima adalah tujuan pertama yang kita ingin capai.

"Meskipun ini sepenuhnya alami di fase romansa atau nafsu dalam hubungan, itu bisa menjadi bumerang ketika berlangsung begitu dalam sehingga seseorang merasa kehilangan identitas diri mereka," ujar Tudose.

Menurut Tudose, hal itu memicu rasa takut atau terjebak dan kehilangan diri, dan mengarah ke fase kedua hubungan, yaitu perebutan kekuasaan.

"Setelah fase romansa selesai, kita tanpa sadar pergi ke arah lain mencoba mendefinisikan kembali identitas kita dan mencari tahu bagaimana hubungan telah mengubah kita," tuturnya.

Baca juga: Buat Jarak dengan Pasangan Selama Masa Karantina demi Cegah Konflik

Kita pun mulai memperhatikan aspek pasangan yang tidak sempurna seperti yang kita pikir sebelumnya, tambah Tudose. Kita sadar segala sesuatu mungkin tidak seperti apa yang terlihat.

Perceraian.Thinkstock Perceraian.

"Tergantung pada pilihan yang kita buat, seberapa besar komitmen kita, bagaimana kita terbiasa menerima sedikit dari keinginan kita, dan tidak menetapkan batasan jelas, kita terjebak dalam situasi yang kita anggap tidak ada harapan."

Halaman:
Sumber SCMP
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com