Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terlalu Sering Duduk Meningkatkan Risiko Kanker, Benarkah?

Kompas.com - 22/06/2020, 13:07 WIB
Nabilla Tashandra,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Duduk dan bermalas-malasan di sofa empuk yang nyaman memang membuat betah. Namun, terlalu sering melakukannya bisa berdampak buruk terhadap kesehatan

Bahkan, menurut sebuah studi baru yang dipublikasikan di JAMA Oncology menemukan, terlalu banyak duduk bisa meningkatkan risiko penyakit kanker.

"Ini adalah studi pertama yang secara definitif menunjukkan hubungan antara perilaku duduk menetap dan kematian karena kanker."

Baca juga: Pahami, Risiko Sakit Bokong karena Terlalu Lama Duduk

Hal itu diungkapkan oleh penulis utama yang merupakan associate professor pencegahan kanker klinis di MD Anderson Cancer Center, University of Texas, Dr. Susan Gilchrist, seperti dilansir CNN Health.

Studi ini meminta sekitar 8.000 orang untuk memakai alat pelacak atau akselerometer selama jam bangun mereka untuk tujuh hari berturut-turut selama periode waktu antara 2009 dan 2013.

Di antara mereka, tidak ada yang menderita kanker pada awal studi.

Semua peserta adalah bagian dari studi longitudinal yang lebih besar yang disebut REGARDS (REasons for Geographic and Racial Differences in Stroke), yang merekrut lebih dari 30.000 orang dewasa Amerika di atas usia 45 antara tahun 2003 dan 2007.

Disponsori oleh Institut Kesehatan Nasional AS, REGARDS sedang menyelidiki mengapa orang-orang di area selatan dan kulit hitam memiliki tingkat stroke dan masalah vaskular lebih tinggi yang mengarah pada gangguan kognitif dan demensia (stroke belt).

Setelah lima tahun, para peneliti menemukan bahwa orang yang paling banyak duduk memiliki risiko kematian akibat kanker 82 persen lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak terlalu banyak duduk, bahkan setelah disesuaikan dengan faktor usia, jenis kelamin dan status penyakit.

Baca juga: Sebelum Terlambat, Ubah Gaya Hidup demi Mencegah Kanker

Perbaiki gaya hidup

Namun, jangan terlalu takut terlebih dahulu ketika melihat hasil studi ini.

Sebab, menggantikan 30 menit saja waktu duduk dengan aktivitas fisik ringan bisa menurunkan risikonya hingga 8 persen.

"Temuan kami menekankan pentingnya menerapkan pola hidup "lebih sedikit duduk dan bergerak lebih banyak"," ungkap Gilchrist.

Selain itu, studi sebelumnya menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen kematian karena kanker bisa dicegah melalui perubahan gaya hidup.

Selain menerapkan pola hidup yang lebih aktif, dianjurkan pula untuk menjalani pola makan sehat dan tidak merokok.

Baca juga: 4 Cara Menjaga Kesehatan Payudara dan Mencegahnya dari Kanker

Namun, mengenai hubungan terlalu banyak duduk dan kanker, penelitian sebelumnya mengandalkan perilaku yang dilaporkan sendiri, bukan data objektif.

Gilchrist selalu menanyakan kepada pasiennya mengapa mereka tidak punya waktu untuk berolahraga.

Padahal, olahraga dengan intensitas ringan saja sudah sangat bermanfaat.

"Aku katakan kepada mereka untuk melakukan aktivitas ringan, misalnya berdiri selama lima menit setiap satu jam bekerja atau memilih naik-turun tangga ketimbang lift," ungkapnya.

Namun, penurunan risiko bisa mencapai 31 persen jika aktivitas fisik yang dilakukan moderat atau lebih dari sekadar aktivitas ringan.

Contoh aktivitas fisik moderat menurut American Heart Association, seperti sepeda, jalan cepat, menari, bermain tennis, dan lainnya.

"Langkah kami berikutnya adalah menginvestigasi bagaimana pengukuran objektif dari perilaku duduk menetap berdampak terhadap kejadian kanker, dan apakah faktor gender dan ras memiliki peran," kata dia.

Baca juga: Ilmuwan Kembangkan Virus untuk Melawan Kanker

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com