Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/06/2020, 14:03 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Wah ini Brompton yang baru ya?” kata lelaki itu beberapa saat kemudian.

Olan pun tersenyum dan sempat merasa bangga, karena sepeda koleksinya mendapat apresiasi dari orang lain.

“Yang buatan Bandung ya? Cakep," kata pria itu lagi.

Mendengar kalimat itu, senyum di wajah Olan sirna. "Terus harus gimana dong? Pasti ini gara-gara tulisan di Kompas.com," batin Olan.

Tanpa menunggu lama, Olan menjawab pria itu, “iya, ini Brompton.”

Tapi dia memilih untuk tak mengomentari kalimat yang menyebut sepedanya buatan Bandung.

"Enggak komen-lah, hanya senyum asem aja," cerita Olan.

Brompton "made in Bandung"

Peristiwa yang dialami Olan memang hanya berselang sehari dari pemberitaan Kompas.com tentang kreasi anak Bandung yang membuat sepeda "tiruan" Brompton bermerek Kreuz.

Baca juga: Kreuz, Sepeda Brompton Made in Bandung yang Laris Manis

Penggagas Kreuz, Yudi Yudiantara (50) dan Jujun Junaedi (37), mengaku sengaja "membelah" sepeda Brompton asli, untuk menirunya menjadi Kreuz.

Hasilnya, penampakan sepeda buatan tangan yang melibatkan pekerja sektor informal di Bandung tersebut, mengundang minat banyak orang.

Harga frameset yang dibenderol Rp 3,5 juta terpaut jauh dengan harga Brompton asli yang di Indonesia dipasarkan lebih dari Rp 30 jutaan. Bahkan gini harganya kian "menggila".

Daftar indent pesepeda yang tertarik untuk meminang Kreuz sudah bertambah panjang hingga Februari 2021.

Yudi mengaku hal itu terjadi karena kapasitas produksi Kreuz hanya 10 unit per bulan. "Kami tetap memperhatikan kualitas juga," sambung dia.

Praktik penjiplakan Brompton bukan pertama kali terjadi.

Merek dari pabrikan besar Indonesia seperti Element dan United juga sudah membuat replika Brompton dalam varian Pikes dan Trifold.

Baca juga: Mengapa Harus Pakai Sepeda Semahal Brompton, Tren atau Kebutuhan?

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com