KOMPAS.com - Gastroesophageal reflux disease (Gerd) dalam beberapa tahun terakhir banyak dibincangkan oleh masyarakat.
Gerd adalah kondisi naiknya (refluks) asam lambung dari perut ke kerongkongan secara kronis.
Refluks asam terjadi karena katup di ujung kerongkongan, tepatnya di bagian sfingter esofagus bagian bawah, tidak menutup saat makanan sampai di perut.
Akibatnya, asam lambung mengalir kembali melalui kerongkongan ke tenggorokan. Penderitanya pun bisa sampai merasakan rasa asam di mulut.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Annisa Maloveny mengatakan, prevalensi penyakit ini terus meningkat selama 10 hingga 15 tahun terakhir.
Meski begitu, masih banyak yang belum mengenali gejala Gerd.
"Di dunia, Gerd ini masih underestimate, artinya masih suka tidak dikenali."
Demikian diungkapkan Annisa dalam webinar yang diselenggarakan RS Eka Hospital Cibubur, Senin (22/6/2020).
Baca juga: 5 Cara Menurunkan Asam Lambung: Tanpa Obat, Hanya Perlu Niat!
Apa penyebabnya?
Annisa mengatakan, Gerd memiliki dua gejala, yakni gejala khas dan gejala tidak khas. Gejala tidak khas inilah yang seringkali tidak dikenali oleh pasien.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.