Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/06/2020, 20:51 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gastroesophageal reflux disease (Gerd) dalam beberapa tahun terakhir banyak dibincangkan oleh masyarakat.

Gerd adalah kondisi naiknya (refluks) asam lambung dari perut ke kerongkongan secara kronis.

Refluks asam terjadi karena katup di ujung kerongkongan, tepatnya di bagian sfingter esofagus bagian bawah, tidak menutup saat makanan sampai di perut.

Akibatnya, asam lambung mengalir kembali melalui kerongkongan ke tenggorokan. Penderitanya pun bisa sampai merasakan rasa asam di mulut.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Annisa Maloveny mengatakan, prevalensi penyakit ini terus meningkat selama 10 hingga 15 tahun terakhir.

Meski begitu, masih banyak yang belum mengenali gejala Gerd.

"Di dunia, Gerd ini masih underestimate, artinya masih suka tidak dikenali."

Demikian diungkapkan Annisa dalam webinar yang diselenggarakan RS Eka Hospital Cibubur, Senin (22/6/2020).

Baca juga: 5 Cara Menurunkan Asam Lambung: Tanpa Obat, Hanya Perlu Niat!

Apa penyebabnya?

Annisa mengatakan, Gerd memiliki dua gejala, yakni gejala khas dan gejala tidak khas. Gejala tidak khas inilah yang seringkali tidak dikenali oleh pasien.

Adapun beberapa gejala khas Gerd antara lain rasa panas di dada, rasa asam di mulut, nyeri di ulu hati atau dada dengan rasa seperti terbakar.

Sementara beberapa gejala tidak khas dari GERD antara lain sesak napas, terasa tidak enak di bagian dada atau benjolan di kerongkongan, suara menjadi serak, hingga batuk kronis.

"Ini adalah gejala-gejala gerd yang tidak khas, sehingga suka overlooked atau tidak bisa didiagnosis dan dimengerti pasien," tuturnya.

Baca juga: Bagi Penderita GERD Waspadai 6 Ciri Asam Lambung Naik

Bisa dicegah

GERD bisa dicegah dengan perubahan gaya hidup. Mulai dari mencegah obesitas hingga mengubah kebiasaan buruk ketika makan. Beberapa tindakan pencegahannya antara lain:

  • Mengurangi makanan cepat saji tinggi lemak, makanan pedas, atau asam, dan minuman ringan (soft drink) yang bisa mengiritasi lambung.
  • Makan sambil duduk, tidak berdiri.
  • Tidak langsung tidur atau berbaring setelah makan, beri jeda makan 2-3 jam sebelum tidur.
  • Berhenti merokok, mengurangi konsumsi kopi, alkohol, atau obat-obat yang bisa mengganggu fungsi pencernaan
  • Menerapkan pola makan sehat agar terhindar dari obesitas.

"Masyarakat yang mengalami kelebihan berat badan bisa berolahraga dan mengatur pola makan yang baik sehingga tidak obesitas. Karena banyak sekali pasien obesitas datang ke saya mengalami Gerd," kata Annisa.

Baca juga: Memahami Perbedaan Heartburn, Refluks Asam Lambung, dan GERD

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com