Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Bisa Tahan Godaan Belanja? Waspada Gangguan Kejiwaan

Kompas.com - 23/06/2020, 11:57 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berbelanja bagi sebagian orang memang memberikan efek kebahagiaan. Hal ini juga telah diteliti dalam berbagai penelitian.

Salah satunya adalah studi yang diterbitkan oleh Journal of Consumer Research pada Juni 2013. Disebutkan, ketika berbicara mengenai aktivitas berbelanja (shopping), menginginkan suatu barang membuat orang lebih bahagia daripada memilikinya.

Dilansir CNN, para peneliti menganalisa status emosional konsumen sebelum dan sesudah membuat keputusan pembelian.

Kebanyakan orang, terutama yang dirinya teridentifikasi sebagai meterialis, memandang sebuah pembelian yang akan dilakukan masa depan sebagai sesuatu yang kuat dan memiliki emosi positif.

Mereka merasakan kebahagiaan, ketertarikan, optimisme, dan kedamaian ketika memikirkan pembelian mereka di masa depan atau setidaknya ketika merencanakan pembelian.

Ini juga diyakini meningkatkan kualitas hubungan, kepercayaan diri, hingga memberikan kepuasan lebih.

Baca juga: Mengendalikan Hasrat Belanja Online Selama Karantina

Namun bagaimana jika pembelian tersebut didasari atas perilaku yang impulsif?

Psikolog klinis, Dra Ratih Ibrahim, MM menjelaskan, berbelanja impulsif seringkali dilakukan tanpa didasari logika berpikir, melainkan hanya mengikuti dorongan hati.

Berbelanja barang yang diinginkan atau dibutuhkan mungkin bukanlah masalah. Sebab bagi sebagian orang, berbelanja juga bisa menjadi pelepas stres.

Tapi, perilaku tersebut bisa menjadi sebuah gangguan kejiwaan jika dibiarkan berlarut.

"Pada saat itu tidak mengganggu ranah hidup dia yang lain, enggak apa-apa. Tapi pada saat mengganggu ranah hidup dia yang lain, seperti sampai terlibat utang, sampai bohong, nyolong, nah kita akan bilang itu sebagai gangguan."

Demikian diungkapkan Ratih saat dihubungi Kompas Lifestyle, Senin (22/6/2020).

Ilustrasi belanjaShutterstock Ilustrasi belanja

Ketika seseorang memiliki perilaku berbelanja impulsif, artinya orang tersebut memiliki kontrol diri yang lemah. Mereka seolah terhipnotis ketika melihat barang yang mereka senangi dan tidak bisa mengontrol dirinya untuk terus membeli barang tersebut.

Jika kamu mengalami hal serupa, maka kebiasaanmu itu perlu ditelaah lebih lanjut.

Membedakan yang wajar

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com