Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/06/2020, 13:35 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sepeda lipat buatan Inggris, Brompton kian menjadi perhatian di tengah memuncaknya tren bersepeda di Tanah Air. 

Harganya yang mahal, keringkasan lipatan, dan gengsi yang menyertainya menjadi beberapa alasan di balik menjamurnya penikmat sepeda lipat tiga ini.

Akibatnya, harga jual sepeda tersebut pun kian merangkak naik. Tak jarang yang bahkan sudah menembus angka tak wajar.

Baca juga: Beli Brompton Rp 250 Juta? Mikir, Mending Jalan-jalan ke London...

Di sisi lain, usaha penipuan pun mulai bermunculan. Tingginya minat, membuat para penipu seperti mendapat kesempatan untuk "menebarkan" jebakan mereka.

Jika kamu adalah salah satu orang yang sedang mengincar Brompton, maka sepantasnya untuk lebih peka dan berhati-hati dalam memilih penjual.

Agar tidak tertipu, Baron Martanegara, pendiri komunitas Brompton Owner Group Indonesia (BOGI) dan juga co-founder komunitas Brompunk Reza Teha memberikan sejumlah tips.

1. Jangan berikan DP (down payment)

Baron menjelaskan, salah satu trik yang digunakan penipu di media sosial adalah mencomot foto dari para pecinta Brompton sebagai bahan marketing untuk menipu.

Baca juga: Mengulas Harga Mahal Brompton, antara Fungsi dan Gengsi

Foto tersebut dipasang di akun medsos yang namanya mirip dengan sejumlah akun resmi penjualan Brompton lain.

Setelah ada konsumen yang tertarik, para penipu akan meminta uang muka atau down payment (DP) dengan besaran beragam, dari Rp 2-5 juta.

“Kalau tidak kenal lalu minta DP, lebih baik jangan dikasih. Karena ada teman yang kena modus ini,” tutur Baron.

Untuk itu, bila berada di satu kota, sebaiknya lakukan COD (cash on delivery). Bila berada di beda kota, baik untuk meminta tolong teman atau saudara untuk mengecek barang tersebut.

“Kecuali kalau kita kenal (dengan orang yang jualnya). Kalau gak kenal, jangan mau kasih DP,” ungkap Baron.

2. Periksa detail produk

Bagi yang ingin membeli Brompton, pelajari detail produk sepeda itu sebelum membayarnya.

Salah satunya, di bagian belakang seat tube selalu ada serial number, dan juga nomor rangka yang menjadi identitas unik sepeda tersebut. 

Baca juga: Cerita Brompton Mahal Dikira Sepeda Kreuz Bandung, duh...

Mintalah data tersebut dari pedagang di toko online.

Lalu, kunjungi situs resmi Brompton untuk memasukkan serial number  didapat.

Dalam web tersebut akan dijelaskan informasi tipe, deskripsi model, kode warna, dan lainnya.

Sisanya, kita hanya cukup mencocokan keterangan tersebut dengan fisik barang yang akan kita beli.

Reza mengatakan, serial number tersebut berbentuk plat alumunium di belakang seat tube.

Jika pedagang tak bisa memberikan data tersebut, lebih baik urungkan niat untuk menebusnya.

Sebab, besar kemungkinan mereka memang tak memiliki barang tersebut.

Selain itu, sekarang ini pun ada produk jiplakan merek China dan Indonesia yang mirip Brompton, mulai dari lipatan hingga detailnya terasa mirip.

Baca juga: Enggak Tega Beli Brompton? Coba Lirik Sepeda-sepeda Ini...

Namun pemahaman yang mendalam tentu bisa membedakan mana sepeda asli dan mana sepada jiplakan yang "mengaku" sebagai Brompton.

3. Pelajari review produk

Sepeda BromptonSHUTTERSTOCK Sepeda Brompton
Sebelum membeli, ada baiknya mencari review yang bertebaran di internet. Hal ini akan membantu pembeli memahami fungsi utama sepeda lipat Brompton.

“Orang biasanya beli Brompton untuk ke kantor, car free day, gaya-gayaan,” tutur Reza.

Dengan review mendalam, pengguna akan benar-benar memahami bahwa sepeda yang akan dia tebus sesuai dengan kebutuhannya, dan bukan sekadar bergaya,

4. Sesuaikan kebutuhan

Belilah sesuai kebutuhan. Sepeda Brompton ada yang memiliki 2-3-6 speed. Untuk kota-kota yang tidak memiliki tanjakan, sepeda dengan dua speed sudah cukup.

Baca juga: Kreuz, Sepeda Brompton Made in Bandung yang Laris Manis

Harganya pun lebih murah Rp 2-3 juta dibanding enam speed. Namun untuk pengguna area dengan banyak tanjakan, sebaiknya membeli enam speed.

Perbedaan speed ini merupakan standar pabrik yang perlu kita pahami.

Sebab, tak jarang pemilik lama -saat akan membeli Brompton bekas, sudah memodifikasi sepeda tersebut, dan ini bakal memengaruhi harga dan kualitas sepeda.

Selain itu, bagi calon pembeli yang membutuhkan sepeda yang mudah diangkat, sebaiknya beli Brompton berbahan titanium.

Sebab, sepeda jenis ini lebih ringan, namun harganya memang lebih mahal. “Titanium lebih enak diangkat ke kereta, pesawat, dan lainnya,” imbuh dia.

5. Sesuaikan budget

Hal terakhir, sesuaikan dengan budget. Reza mengingatkan calon pembeli untuk tidak memaksakan diri membeli Brompton.

Baca juga: Mengapa Harus Pakai Sepeda Semahal Brompton, Tren atau Kebutuhan?

Apalagi karena ikut-ikutan temannya yang sudah punya.

Dalam konteks belanja online, perlu diperhatikan pula berapa harga wajar dari sepeda Brompton yang akan kita tebus.

Sebab, banyak penipu yang berupaya menjerat calon korban dengan memajang harga miring pada barang yang dijualnya.

Data tentang harga wajar tersebut bisa kita dapatkan dengan cara mencari tahu dari anggota komunitas, atau pun media sosial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com