Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/06/2020, 19:00 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com— Masa karantina untuk memutus rantai penularan Covid-19 memang berpengaruh pada banyak aspek kehidupan manusia, termasuk kehidupan seks. 

Kewajiban menjaga jarak tidak memungkinkan kontak fisik secara dekat dan intim. Belum lagi ada hasil studi yang menyebut virus corona ditemukan dalam cairan semen pria yang positif Covid-19.

Hal ini tentu menjadi pertimbangan bagi banyak orang untuk berhubungan seks, meskipun ini tidak berarti virus dapat ditularkan secara seksual.

Walau tidak melarang hubungan seks dengan pasangan yang tidak tinggal satu rumah, nama para ahli menyarankan pemakaian masker dan menghindari ciuman yang melibatkan pertukaran saliva.

Bagi pasangan yang hidup bersama, kehidupan selama pandemi telah menimbulkan serangkaian tantangan lain. Antara lain karena meningkatnya stres dan kelelahan.

Baca juga: Mengapa Anak Terus Menempel dan Bersikap Manja Selama Masa Karantina?

Keberadaan anak-anak selama 24 jam setiap hari di rumah karena sekolah ditutup, orangtua yang juga harus menjadi guru dan beberapa orang kehilangan pekerjan yang membuat tekanan dan stres.

Menurut terapis seks Tom Murray, stres dalam jangka pendek bisa menjadi afrodisiak, sementara stres kronis menyebabkan sedasi seksual.

Hal ini ditakutkan akan mengubah kehidupan seks karena karantina yang diterapkan di beberapa negara.

Gairah seks turun

Kecemasan atas situasi yang tidak pasti dan kesehatan keluarga, atau pun peristiwa buruk yang terjadi di sekitar, bisa membuat orang tidak berhasrat untuk bercinta.

"Adalah hal biasa bagi orang untuk kehilangan hasrat seksualketika sedang stres atau berurusan dengan trauma," kata psikolog dan terapis seks Los Angeles Shannon Chavez.

Situasi selama pandemi membuat orang masuk dalam spiral emosi yang mengarah pada stres, kelelahan, masalah tidur, perubahan selera makan dan perubahan suasana hati.

Bagi pasangan, kebersamaan yang terus menerus selama masa karantina telah membawa masalah yang selama ini dipendam naik ke permukaan yang dapat mengacaukan hubungan seksual mereka.

"Menjaga jarak atau punya ruang seringkali efektif untuk menaikkan gairah. Namun, selama karantina di rumah saja hal itu sulit dimiliki," kata Murray.

IlustrasiShutterstock Ilustrasi


Yang lain jadi lebih bersemangat

Tak semua orang merasa gairahnya padam. Bagi sebagian orang, karantina di rumah tampaknya telah meningkatkan hasrat seksual mereka.

Menurut peneliti Kinsey Institute Justin Lehmiller, kombinasi antara lebih banyak waktu luang dan sedikitnya koneksi sosial dengan orang luar mungkin menjadi penyebab dari peningkatan tersebut.

Beberapa pasangan juga menemukan waktu ekstra di rumah mampu membuat seks mereka lebih hidup.

"Waktu di rumah memiliki keuntungan yakni tidak adanya faktor penyebab stres seperti pulang terlambat karena macet, serta alasan lelah dan tidak cukup waktu," katanya.

"Waktu ekstra bersama telah membantu beberapa orang merasa lebih santai dan terbuka untuk aktivitas seksual,” imbuh Lehmiller.

Baca juga: Perlukah Berhubungan Seks Pakai Masker Wajah untuk Cegah Covid-19

Menonton lebih banyak film porno

Di Amerika, pornhub, situs web pornografi populer, mengalami lonjakan kunjungan selama pandemi.

"Orang-orang bosan dan menghabiskan lebih banyak waktu online untuk bekerja dan untuk mengobati kebosanan mereka," kata Murray.

Sayangnya, dalam pernikahan ketika salah satu pasangan meningkatkan konsumsi porno dikombinasikan dengan keinginan seks yang lebih sedikit, ketegangan dapat muncul.

"Beberapa orang menganggap pasangan yang menonton film dewasa sebagai perselingkuhan," kata Murray.

Fenomena lain adalah peningkatan penjualan alat permainan seks (sex toys) di banyak negara. 

 

Baca juga: Kampanyekan Internet Sehat, Selandia Baru Gandeng 2 Bintang Porno

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com