Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Jantung Makin Banyak Menyerang Pria di Bawah Usia 40, Kenapa?

Kompas.com - 23/06/2020, 22:26 WIB
Gading Perkasa,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber menshealth

KOMPAS.com - Selama beberapa dekade, penuaan menjadi salah satu risiko terbesar serangan jantung. Umumnya ini terjadi pada pria di atas usia 50 tahun.

Tapi kini, banyak pria berusia di bawah 40 tahun menjadi korban serangan kardiovaskular ini.

Bahkan sekarang ini pria yang jauh lebih tua, dengan usia di atas 65 tahun, mengalami penurunan hampir 40 persen untuk rawat inap akibat serangan jantung dalam 20 tahun terakhir.

Baca juga: Penyebab Makin Banyak Orang Muda Alami Serangan Jantung

Penelitian yang telah dipresentasikan pada pertemuan American College of Cardiology musim semi lalu juga menunjukkan, mereka yang belum mencapai usia 40 tahun mengalami peningkatan risiko serangan jantung lebih tinggi daripada sebelumnya.

"Dulu, sangat jarang mengetahui seseorang di bawah usia 40 datang dengan keluhan serangan jantung, dan sekarang orang-orang yang mengalami ini berusia 20-an dan awal 30-an."

Begitu kata Ron Blankstein, MD, ahli jantung preventif di Brigham and Women's Hospital di Boston, AS.

"Berdasarkan apa yang kita lihat, kita bergerak ke arah yang salah."

Jumlah penderita penyakit jantung di usia 20-an dan 30-an meningkat selama dua dekade terakhir, dan para ilmuwan menemukan aterosklerosis, kerusakan arteri dan penyumbatan yang menyebabkan gangguan jantung serius di arteri pria pada usia muda

Pertanyaannya, bagaimana statistik tersebut bisa muncul? Para ahli menyimpulkan empat teori.

1. Berat badan seseorang semakin bertambah

Di AS, persentase anak-anak dan remaja obesitas meningkat tiga kali lipat sejak tahun 1970-an, dan beratnya sulit turun saat dewasa karena berbagai alasan, termasuk kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji.

Sebuah survei yang dilakukan Centers for Disease Control and Prevention menemukan, pria berusia 20 - 39 tahun memiliki kemungkinan 82 persen untuk mengonsumsi makanan cepat saji daripada pria berusia 60 tahun ke atas.

Artinya, mereka mendapat lebih banyak kalori tanpa banyak nutrisi di dalamnya.

Perlambatan generasi dalam aktivitas fisik, termasuk karena lebih banyak waktu di depan layar dan di belakang kemudi, juga mempertahankan berat badan dan mengeraskan arteri.

Bobot yang terus bertambah sangat menyulitkan jantung kita, dan membuat seluruh bagian tubuh bekerja lebih keras.

Lemak di sekitar tubuh sebenarnya bisa melepaskan bahan kimia yang menyebabkan peradangan, memicu penumpukan di pembuluh darah, masuk ke pembuluh arteri lebih jauh dan mengganggu aliran darah ke jantung kita.

Baca juga: 5 Cara Efektif Cegah Serangan Jantung

2. Kebiasaan merokok dan menghisap vape pada pria lebih muda

Tentu saja, sebagian besar pria yang berusia di atas 65 tahun sudah menghentikan kebiasaan merokok.

Namun, mayoritas pria di antara usia 25 - 44 tahun masih merokok, yang kemudian menyebabkan masalah pada kardiovaskular mereka.

Satu batang rokok sehari sudah dapat meningkatkan risiko pria terkena penyakit arteri koroner hingga hampir 50 persen, demikian menurut sebuah studi di British Medical Journal (BMJ).

Kemudian, orang-orang yang berpikir mereka dapat menghindari risiko itu dengan mencari alternatif seperti menghisap vape justru semakin membahayakan diri mereka.

Pengguna rokok elektrik mendorong risiko penyakit jantung mereka 40 persen lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak menghisap vape, dan risiko stroke meningkat hingga 71 persen.

3. Mengalami stres sejak muda

Sebuah survei yang dilakukan American Psychological Association menemukan, orang berusia 22 - 39 tahun adalah kelompok yang paling stres.

Stres dapat memperburuk peradangan pada arteri koroner, yang menyebabkan pembekuan darah.

Hal itu juga bisa memicu tekanan darah tinggi dan kebiasaan buruk, seperti mencari kenyamanan dengan makanan, minum berlebihan, dan meninggalkan olahraga.

Sebuah penelitian di 52 negara mencatat, orang yang melaporkan stres permanen di tempat kerja atau di rumah memiliki risiko lebih dari dua kali lipat mengalami serangan jantung.

Baca juga: 4 Pemicu Serangan Jantung pada Orang Muda dan Terlihat Sehat

4. Mengabaikan risiko dan gejala serangan jantung

Gejala serangan jantung yang membuat pria berusia 70 tahun cemas tidak disadari oleh pria berusia 30 tahun, bahkan jika gejalanya meliputi mual terus-menerus dan berkeringat, atau perasaan seperti adanya bola besar di dada.

Ada kecenderungan, seseorang yang masih di bawah 40 tahun yakin serangan jantung tidak terjadi padanya.

Bahkan, dokter bisa saja menolak kenyataan bahwa pria di bawah usia 40 tahun dapat terkena serangan jantung.

Menurut Dr. Blankstein, beberapa dokter bisa saja meresepkan statin penurun kolesterol atau terapi aspirin yang mencegah pembekuan pada pria di usia muda.

Jika dokter tidak memperhatikan gejala serangan jantung, justru kita yang harus memperhatikannya.

Apabila faktor risiko dan hasil laboratorium menunjukkan kita berpotensi mengalami masalah pada jantung, pastikan membicarakan kepada dokter terkait perubahan apa yang mungkin kita butuhkan.

Faktor risiko yang harus kita perhatikan antara lain tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, kelebihan berat badan, diabetes, penggunaan narkoba, merokok, jarang melakukan aktivitas fisik, tingkat stres tinggi, konsumsi alkohol berlebih, dan diet tidak sehat.

Karena kita tidak dapat mengendalikan usia, riwayat keluarga, atau kelompok ras, beri perhatian ekstra pada faktor risiko yang bisa kita cegah.


Baca juga: Penyebab-penyebab Serangan Jantung yang Tak Terduga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber menshealth
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com