Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/06/2020, 08:24 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com— Kiah Twisselman merupakan wanita muda yang sudah seumur hidupnya mengalami kegemukan. Namun ia menemukan titik balik dan berhasil menurunkan berat badannya samapi 57 kilogram.

Tumbuh besar di sebuah peternakan di sebuah pedesaan di California membuatnya sangat mudah mengakses makanan. Belum lagi, Kiah yang selalu makan dalam suasana apapun.

“Makanan sangat menghibur bagi saya. Aku makan ketika aku sedih, marah, bersemangat, bahagia, bosan,” ujarnya.

Namun, badannya yang semakin berat membuat Kiah semakin sulit beraktifitas dengan normal.

Ia lantas mencoba menjalni diet Atkins selama 10 tahun. Tetapi sayangnya setelah begitu banyak upaya Kiah tetap gagal.

“Saya akhirnya sampai pada titik di mana saya menerima bahwa saya adalah korban dari genetika dan mungkin saja tidak ada yang bisa saya lakukan untuk mengubahnya,” katanya.

Baca juga: Pilihlah Metode Jangka Panjang untuk Lawan Kegemukan

Setelah lulus kuliah, Kiah pindah dan menetap di Jerman selama satu tahun. Ia mengaku semakin sulit beraktifitas harian seperti berjalan kaki dari rumah ke kampus, bahkan ia tak memililki energi untuk menjelajah lingkungan sekitar.

Kegemukan yang dialami Kiah membuatnya takut akan penyakit yang mengancam seperti diabetes dan penyakit jantung. Belum lagi, Kiah merasa bahwa suatu saat nanti dirinya akan menikah dan berjuang untuk memiliki keturunan.

“Saya tahu bahwa jika saya menginginkan untuk menjadi seorang ibu suatu hari, maka saya perlu mulai merawat diri sendiri,” ungkapnya.

Transformasi berat badan Kiah Twisellman.WomensHealth Transformasi berat badan Kiah Twisellman.

Titik balik

Titik balik terjadi saat Kiah menjalani penerbangan singkat dari Kentucky ke Arizona untuk konferensi kerja. Sepanjang perjalanan, Kiah membaca buku Rachel Hollis’ Girl, Wash Your Face.

Di dalam buku itu, ia menemukan kata-kata yang menegurnya. Baginya, buku itu adalah peringatan bahwa kita bisa berusaha mengubah apa pun tentang hidup, mulai dari kesehatan, karier, hubungan.

“Dari pada hanya menyalahkan faktor genetik, pekerjaan, dan penghasilan, saya tahu sudah saatnya saya punya kendali atas pilihan saya,” ujarnya.

Kiah mulai menjadi followers Rachel di media sosial. Dalam feed Instagramnya, Rachel membagikan tantangan #Last90days, hal ini lantas diterapkan oleh Kiah.

Baca juga: Kisah Pria Wuhan, Berat Badan Naik 101 Kg Selama Pandemi

Dalam #Last90days, Rachel menerapkan “5 to Thrive,” atau lima kebiasaan harian sederhana yang merupakan tantangan untuk lakukan setiap hari selama 90 hari, yakni:

1. Bangun satu jam lebih awal dari biasanya dan gunakan waktu itu untuk diri sendiri.

2. Berolahraga setidaknya selama 30 menit.

3. Minumlah setengah dari berat badan dalam ons air setiap hari.

4. Berhenti mengonsumsi satu kategori makanan yang tidak boleh dimakan.

5. Tuliskan 10 hal yang kamu syukuri setiap hari.

Pada 1 Oktober 2018, pada usia 25 tahun, Kiah memutuskan untuk memulai perjalanan penurunan berat badan dengan lima kebiasaan itu. Pada akhir Desember, berat badan Kiah mulai mulai turun hingga 11 Kg.

Filosofi makanan

Kiah pun makin semangat untuk terus menjalani dietnya dengan beberapa filosofi tentang makanaan, yaitu:

- Menurunkan berat badan dengan cara yang sama seperti yang kamu inginkan sehingga bisa bertahan dalam jangka panjang. Jangan mengikuti diet makanan populer yang membuatmu menghitung hari sampai waktu berakhirnya. 

- Ini lebih tentang menciptakan gaya hidup berkelanjutan yang kamu sukai, bukan gaya hidup sementara yang kamu benci.

Baca juga: Diet Intermiten Baik untuk Kesehatan Jantung, Benarkah?

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

I grew up in the high desert of California’s Central Coast on my family’s multi-generation cattle ranch. Home was 50 miles from the nearest anything and it wasn’t until I went to high school that I realized how rare such a childhood was. I showed pigs as a 4-Her, started my own cattle herd in FFA, carried the “ball bucket” in the branding pen (points to you if you know what that means), and watched my dad fix tractors a plenty in the shop. Yes, agriculture was a part of me, but it wasn’t always my passion. My deepest passion is and always will be people. Show me a room of strangers and I’ll leave with a group of friends. On the spectrum of introvert to extrovert I’m on the very farrrrr right. People are my jam. Our ranch has recently opened its gates to the public, and it’s no exaggeration when I say that it is my dream coming true. Visitors from LA, San Francisco, and beyond are experiencing one of the last pieces of California’s wild west from glamping under the stars to yoga trailrides in my childhood backyard. THIS is special. Yes, the ranch is special, but what is even more special is having the chance to share the experiences of my childhood that I took for granted with others. THIS is how I can bring my two passions - people and agriculture - together. I think people will find that whether you’re an executive at a San Francisco start-up company or an 87-year-old cattle rancher, we are all a lot more alike than we are different. Our childhoods may have looked different, our voter ballots may look different, but when we bring people together in a space like this we all develop a new appreciation and understanding for folks on both sides of the fence. Now THAT is my jam. And this is my farm story. - ?????????? - Shoutout to my sweet friend @sweeeetcaroline18 who has devoted her life and business to teaching people in agriculture how to share their farm story on social media. We have some incredible stories to share in agriculture and she is empowering others to do just that through @the.farm.story. ••• #carrisaplains #twisselmanranch #yoga #thefarmstory #yogatrailride #temblormountainpacktrain #slocounty #agvocate #farmher #ranchlife #westernlife #wellness

A post shared by Kiah Twisselman - Coach Kiah (@kiah_twisselman) on Mar 17, 2019 at 4:41pm PDT

- Tidak ada makanan "buruk", hanya pilihannya saja. Menurut Kiah, kita tetap dapat menurunkan berat badan tanpa berpantang kue coklat, pizza, anggur, dan makanan apa pun yang kamu anggap “terlarang” karena budaya diet tradisional.

Ini tentang bagaimana kita menikmati makanan yang membuatnya baik atau buruk, bukan makanan itu sendiri, tapi keseimbangan dan moderasi penuh kesadaran adalah kuncinya.

- Apa pun preferensimu, fokuslah pada makan beragam jenis makanan padat gizi lengkap terlepas dari klaim pemasaran mereka, apakah organik atau bukan. Jangan hanya menjalani pola makan yang sedang hype dan menguras kantong.

Untuk olahraga, Kiah juga tak selalu melakukannya di gym atau pusat kebugaran. Ia bahkan memulai video latihan dansa yang bisa diikuti di YouTube secara gratis dan melakukannya di ruang tamu.

Baru-baru ini Kiah memutuskan untuk memulai latihan persiapan maraton. Ia mencoba berlari setidaknya tiga kali seminggu di jalur favoritnya di tepi samudra atau di peternakan keluarga.

Kiah juga membagikan latihan kekuatan gratis dari YouTube menggunakan seperangkat dumbbell, beberapa naik sepeda statis sambil menonton acara Netflix favorit, dan sesekali yoga atau hiking dengan teman.

“Saya mencoba menggerakkan tubuh saya selama setidaknya 30 menit setiap hari, bahkan jika beberapa hari itu hanya bisa berjalan kaki di peternakan,” ujarnya.

Baca juga: 6 Pilihan Pola Makan demi Turunkan Berat Badan

Tiga perubahan

Tiga perubahan ini membantunya melihat hasil yang paling nyata dalam perjalanan penurunan berat badan.

Perubahan pertama satu: Menyesuaikan kembali pola pikir. Transformasi fisik adalah yang paling jelas, tetapi perubahan pola pikir adalah yang paling berdampak.

Memilih untuk mencintai diri sendiri dan masa depan dan selalu berusaha untuk menjadi memotivasi diri sendiri untuk melakukan hal yang sulit, bahkan ketika merasa mungkin akan gagal.

Perubahan yang kedua: Kiah mengadopsi pola makan intuitif. Tubuh kita sangat intuitif jika kita meluangkan waktu untuk berhenti dan benar-benar mendengarkannya.

Alih-alih mengatakan pada diri sendiri bahwa makanan tertentu itu terlarang, Ia mulai mendengarkan tubuhnya yang memberi tahu ketika sudah cukup daripada menghabiskan semua yang ada di piring dan perut menjadi penuh serta tidak nyaman.

“Ini memberi saya kebebasan untuk menikmati makanan yang saya sukai dalam jumlah sedang dan dengan cara yang membuat saya merasa puas tanpa merasa kehilangan,” ujarnya.

Perubahan ketiga: Ia fokus pada langkah kecil dan konsisten. Kiah berhenti menyalahkan dirinya ketika melakukan kesalahan dan memilih untuk memaafkan diri sendiri yang gagal dalam melangkah maju, apa pun yang terjadi.

Ini bisa membuat frustasi ketika kita tidak melihat hasil dengan cepat, tetapi itu adalah langkah kecil, konsisten di sepanjang jalan yang membuat dampak terbesar.

“Sampai saat ini, saya telah kehilangan bobot 125 pound (57 Kg),” ujarnya.

Kiah mengakui bahwa ia belum mencapai target penurunan berat badannya. Namun ia sadar bahwa ini bukanlah hanya tentang memenuhi target.

Tentu bagus memiliki target tertentu, tetapi ini tentang memilih setiap hari untuk menghargai tubuh, mengisi bahan bakar untuk tubuh, dan memperkuat tubuh untuk terus berjuang untuk menjadi versi terbaik dari dirimu, bukan tentang hanya mencapai target tertentu.

Ketika memulai perjalanan kesehatan, ia mengakui sulit bercermin dan mencintai diri sendiri.

Namun, Kiah berlatih membayangkan dirinya di masa depan, versi terbaik dari dirinya, dan bertanya pada diri sendiri apa yang akan dia lakukan, bagaimana dia akan tampil, dan apa yang perlu dilakukan hari ini untuk satu langkah lebih dekat dengan hal itu.

Baca juga: Awas, Konsumsi Makanan Manis Bisa Bikin Kita Makan Berlebihan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com