KOMPAS.com - Seiring dengan masa karantina yang akan berakhir, banyak orang yang ingin segera berlibur setelah terjebak di rumah selama beberapa bulan.
Namun, jumlah kasus Covid-19 per hari yang belum menunjukkan penurunan signifikan mengharuskan kita tetap waspada. Perusahaan traveling, termasuk maskapai penerbangan, juga meningkatkan protokol kesehatan mereka.
Menurut survei yang dilakukan oleh Travelocity, sebanyak 72 persen pelancong mengatakan kesehatan dan keselamatan adalah prioritas utama ketika memutuskan tujuan dan waktu melakukan perjalanan, selama dan setelah pandemi.
Syarat utama sebelum bepergian adalah tubuh kita dalam kondisi sehat. Bila perlu, persiapkan seminggu sebelum keberangkatan kondisi kebugaran tubuh dengan cara mengonsumsi makanan sehat, suplemen bila perlu, serta tidur cukup.
Saat kita berada di bandara, pastikan mengikuti langkah-langkah berikut dari para pakar kesehatan dan penyakit menular.
Baca juga: Simak, Berikut Protokol Kesehatan Covid-9 di Stasiun, Terminal, Pelabuhan, dan Bandara
Minta anggota keluarga mengantarkan ke bandara
"Pilihan transportasi teraman adalah meminta seseorang yang tinggal bersama membawa kita ke bandara," kata Davidson Hamer, MD, spesialis penyakit menular dan profesor di Boston University Schools of Public Health and Medicine.
Jika kita harus menggunakan jasa taksi daring, hindari opsi carpooling (berbagi perjalanan dalam satu tujuan).
Jangan sentuh apa pun yang tidak perlu di bandara
"Cobalah membatasi kontak dengan permukaan yang sering disentuh seperti layar sentuh, pemindai sidik jari, mesin tiket, pintu putar, pegangan tangan, permukaan toilet, tombol lift, dan bangku," kata Hamer.
Kabar baiknya, saat ini sudah banyak tempat umum, termasuk bandara, yang menerapkan teknologi tanpa sentuh.
Baca juga: Naik Pesawat Garuda Bisa Sekalian Tes Rapid dan Swab, Apa Syaratnya?
Dalam pesawat
Walau agak sulit mengikuti panduan jarak sosial saat berada di pesawat, tetapi kita masih bisa membatasi paparan kepada orang lain.
Saat ini sudah banyak maskapai yang menerapkan aturan jaga jarak di dalam pesawat dengan cara tidak menempatkan penumpang dalam satu deret kursi.
Jika ada alternatif, pilih kursi sebelah jendela pesawat (window seat) daripada kursi di sebelah lorong (aisle seat).
"Beberapa orang merasa kursi dekat jendela lebih aman karena ada kemungkinan lebih sedikit udara bergerak ke kita dari orang lain di lorong, seperti pramugari atau penumpang yang berjalan ke kamar kecil," kata Hamer.
Sebagian besar maskapai hanya menempatkan penumpang di kursi dekat jendela dan lorong, dan membiarkan baris tengah kosong.
Maskapai sebenarnya sudah melakukan tindakan pencegahan sanitasi ekstra, tetapi berusahalah lebih aman dengan membawa tisu antibakteri untuk membersihkan bagian kursi.
Baca juga: Survei: Mayoritas Orang Indonesia Bakal Traveling Saat New Normal Berlaku
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.