Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/06/2020, 09:42 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seiring dengan masa karantina yang akan berakhir, banyak orang yang ingin segera berlibur setelah terjebak di rumah selama beberapa bulan.

Namun, jumlah kasus Covid-19 per hari yang belum menunjukkan penurunan signifikan mengharuskan kita tetap waspada. Perusahaan traveling, termasuk maskapai penerbangan, juga meningkatkan protokol kesehatan mereka.

Menurut survei yang dilakukan oleh Travelocity, sebanyak 72 persen pelancong mengatakan kesehatan dan keselamatan adalah prioritas utama ketika memutuskan tujuan dan waktu melakukan perjalanan, selama dan setelah pandemi.

Syarat utama sebelum bepergian adalah tubuh kita dalam kondisi sehat. Bila perlu, persiapkan seminggu sebelum keberangkatan kondisi kebugaran tubuh dengan cara mengonsumsi makanan sehat, suplemen bila perlu, serta tidur cukup.

Saat kita berada di bandara, pastikan mengikuti langkah-langkah berikut dari para pakar kesehatan dan penyakit menular.

Baca juga: Simak, Berikut Protokol Kesehatan Covid-9 di Stasiun, Terminal, Pelabuhan, dan Bandara

Minta anggota keluarga mengantarkan ke bandara

"Pilihan transportasi teraman adalah meminta seseorang yang tinggal bersama membawa kita ke bandara," kata Davidson Hamer, MD, spesialis penyakit menular dan profesor di Boston University Schools of Public Health and Medicine.

Jika kita harus menggunakan jasa taksi daring, hindari opsi carpooling (berbagi perjalanan dalam satu tujuan).

Social distancing di kabin pesawat ATR 72 Lion Air GroupDokumentasi Lion Air Group Social distancing di kabin pesawat ATR 72 Lion Air Group

Jangan sentuh apa pun yang tidak perlu di bandara

"Cobalah membatasi kontak dengan permukaan yang sering disentuh seperti layar sentuh, pemindai sidik jari, mesin tiket, pintu putar, pegangan tangan, permukaan toilet, tombol lift, dan bangku," kata Hamer.

Kabar baiknya, saat ini sudah banyak tempat umum, termasuk bandara, yang menerapkan teknologi tanpa sentuh.

Baca juga: Naik Pesawat Garuda Bisa Sekalian Tes Rapid dan Swab, Apa Syaratnya?

Dalam pesawat

Walau agak sulit mengikuti panduan jarak sosial saat berada di pesawat, tetapi kita masih bisa membatasi paparan kepada orang lain.

Saat ini sudah banyak maskapai yang menerapkan aturan jaga jarak di dalam pesawat dengan cara tidak menempatkan penumpang dalam satu deret kursi. 

Jika ada alternatif, pilih kursi sebelah jendela pesawat (window seat) daripada kursi di sebelah lorong (aisle seat).

"Beberapa orang merasa kursi dekat jendela lebih aman karena ada kemungkinan lebih sedikit udara bergerak ke kita dari orang lain di lorong, seperti pramugari atau penumpang yang berjalan ke kamar kecil," kata Hamer.

Sebagian besar maskapai hanya menempatkan penumpang di kursi dekat jendela dan lorong, dan membiarkan baris tengah kosong.

Maskapai sebenarnya sudah melakukan tindakan pencegahan sanitasi ekstra, tetapi berusahalah lebih aman dengan membawa tisu antibakteri untuk membersihkan bagian kursi.

Baca juga: Survei: Mayoritas Orang Indonesia Bakal Traveling Saat New Normal Berlaku

Ilustrasi orang ingin traveling.Dok. Shutterstock Ilustrasi orang ingin traveling.

Tak perlu sarung tangan

Semakin lama kita mengenakan sarung tangan, maka semakin besar kemungkinan kita terkontaminasi.

"Jika kita menyentuh permukaan dengan sarung tangan, kemudian menyentuh wajah menggunakan tangan yang sama, kita telah menyalahkan tujuan memakainya," kata pakar kesehatan masyarakat Robert Amler.

Pastikan kita sudah mencuci tangan dengan sabun sebelum menyentuh wajah atau makan.

Amler menambahkan, apabila kita harus menggunakan pembersih tangan, pilih yang berbasis alkohol dengan kadar 60 persen alkohol.

Baca juga: Jangan Pakai Sarung Tangan saat Belanja, Apa Alasannya?

Tetap kenakan masker

Penelitian baru menunjukkan, memakai penutup wajah mengurangi risiko penularan virus menjadi 3,1 persen. Pakailah masker baik saat kita berada di bandara maupun di pesawat.

"Kursi kita terasa seperti ruang pribadi, tetapi sebenarnya tidak, kita berbagi udara dengan orang lain di sekitar kita," tutur Amler.

Dan di terminal yang ramai, risiko paparan meningkat. Amler menambahkan agar kita melepas penutup wajah hanya untuk minum atau makan.

Batasi makan

Membatasi makan tentu tidak akan berhasil untuk penerbangan jarak jauh, namun kurangi melepas masker untuk minum dan makan.

Semakin sering kita melepas masker, semakin tinggi risiko kita terpapar.

Baca juga: Simak, Aturan Makan dan Minum di Pesawat Saat Era New Normal

Jangan sering ke kamar mandi

Jika kita dapat mengurangi pergi ke kamar mandi, itu bisa jadi yang terbaik. Kamar mandi adalah salah satu tempat berisiko tinggi di pesawat karena kita berada di ruang tertutup dan melihat banyak jejak kaki.

"Kita harus selalu mengenakan masker di kamar kecil dan jangan menghadap toilet saat menyiram," kata Hamer.

Membilas toilet akan menghasilkan tetesan aerosol yang sarat virus, dan dapat bertahan hingga satu menit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com