Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Hanya Enoki, Ini Jenis Jamur yang Bisa Dimakan

Kompas.com - 26/06/2020, 10:46 WIB
Wisnubrata

Editor

Dibanding jamur lain, jamur truffle mungkin jarang kita temukan di supermarket. Ini karena jamur truffle termasuk salah satu makanan mewah dan langka. Satu kilogram jamur truffle harganya bisa mencapai puluhan jutaan rupiah.

Alasan jamur truffle mahal adalah karena jamur ini langka dan sulit dicari. Karenanya jamur ini biasanya hanya ditambahkan dalam makanan sebagai penambah cita rasa.

Berbeda dari jamur lain, jamur truffle sulit dibudidayakan karena jamur ini tumbuh liar dan hanya tumbuh di tempat tertentu di dekat tumbuhan tertentu. Di dunia, tempat populer di mana jamur truffle banyak ditemukan adalah Italia, Prancis, dan Austaralia.

Untuk menemukan jamur truffle, petani memerlukan bantuan babi atau anjing yang punya penciuman tajam.

Jamur truffle rupanya kaya karbohidrat, protein dan serat. Dalam jamur truffle juga ada asam lemak jenuh dan tak jenuh, vitamin C, fosfor, sodium, kalsium, magnesium, mangan, dan zat besi.

Penelitian juga mengungkapkan bahwa jamur truffle bisa menjadi sumber protein lengkap karena mengandung sembilan jenis asam amino yang dibutuhkan tubuh.

8. Jamur chaga

Ilustrasi jamur chagashutterstock Ilustrasi jamur chaga
Jamur chaga merupakan jamur yang umumnya tumbuh di area yang dingin. Bentuknya yang ‘tak menawan’ berkebalikan dengan nutrisi dan khasiatnya. Jamur chaga juga sering dijual dalam bentuk bubuk.

Jamur chaga atau yang nama latinnya Inonotus obliquus biasanya tumbuh terutama pada kulit pohon birch di iklim dingin seperti Eropa Utara, Siberia, Rusia, Korea, Kanada Utara dan Alaska.

Chaga yang bertekstur keras ini disebut-sebut sebagai antioksidan alami. Bentuknya mirip dengan rumpun arang dibakar, kira-kira berukuran 25 hingga 38 sentimeter. Namun, bagian dalamnya mengandung inti lunak oranye.

Riset terkait jamur chaga masih terus berlanjut. Beberapa potensi manfaat dari jamur ini termasuk meningkatkan daya tahan tubuh, melawan peradangan, melawan sel kanker, hingga mengendalikan gula darah. Jamur chaga juga memiliki potensi untuk mengontrol kolesterol.

9. Jamur lingzhi

Ilustrasi.Shutterstock Ilustrasi.
Jamur lingzhi dikenal juga dengan nama jamur reishi dan Ganoderma lucidum. Jamur ini berukuran besar, berwarna gelap, dan memiliki efek mengkilap. Jamur lingzhi tumbuh di berbagai wilayah Asia, bahkan telah digunakan selama ribuan tahun dalam pengobatan tradisional Tiongkok.

Jamur lingzhi mengandung 400 senyawa bioaktif yang memiliki sejumlah efek potensial pada kesehatan, seperti triterpenoid, polisakarida, dan peptidoglikan. Jamur tersebut dapat langsung dikonsumsi setelah dipetik, namun juga bisa diekstrak menjadi bubuk, suplemen makanan, dan teh.

Selain disantap sebagai sayur, jamur Ganoderma yang diolah menjadi bubuk maupun ekstrak serta dikonsumsi sebagai minuman. Selain itu, jamur ini juga dapat diolah menjadi campuran kopi maupun sirup Ganoderma.

Di Indonesia sendiri, budidaya Ganoderma ada di berbagai daerah, seperti Bandung, Jepara, Temanggung, Sukoharjo, hingga Gunung Kidul yang telah mengembangkan jamur kaya khasiat ini.

Cara mengolah jamur yang bisa dimakan

Jamur merupakan panganan yang sangat fleksibel. Jamur bisa diolah dengan berbagai cara dan mencampurkannya dengan berbagai variasi makanan lain. Misalnya, irisan jamur bisa dimasukkan ke salad, dipanggang, atau ditumis.

Kita juga bisa mencampurkan jamur ke sup, sandwich, atau mungkin masakan Italia seperti pasta. Jamur Portobello sering disajikan sebagai "steak" karena teksturnya yang seperti daging, terutama bagi mereka yang tidak mengonsumsi panganan hewani.

Apa pun cara yang kamu gunakan untuk mengolah jamur, makanan ini bisa menyumbang citarasa pada sajian di rumah.

Baca juga: Jamur Enoki Memicu Infeksi Listeria, seperti Apa Gejalanya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com