Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Seorang Pria Kaya Mendadak, Apa Itu Batu Tanzanite?

Kompas.com - 26/06/2020, 12:05 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saniniu Laizer, seorang buruh tambang di Tanzania, kaya mendadak setelah menjual dua batu Tanzanite terbesar yang ditemukan di sana.

Ia mendapatkan 2,4 juta Poundsterling atau sekitar Rp 42,2 miliar dari Kementerian Pertambangan setelah menjual dua Tanzanite kasar berbobot 9,27 kilogram dan 5,103 kilogram tersebut.

Lalu, seperti apa batu yang disebut Tanzanite itu?

Gemolog Hobart M. King, Ph.D., dalam laman geology.com menuliskan bahwa Tanzanite adalah nama dagang yang pertama kali digunakan oleh Tiffany and Company untuk spesimen permata berkualitas mineral zoisite dengan warna biru.

Tiffany bisa saja menjualnya dengan nama "Blue Zoisite," tetapi pada akhirnya memilih nama "Tanzanite" untuk menggugah minat pelanggan dan lebih mudah dipasarkan.

Nama "Tanzanite" diberikan karena satu-satunya deposit tanzanite yang dikenal di dunia yang memiliki kepentingan komersial adalah di Tanzania Utara. Nama tersebut mencerminkan asal geografis yang terbatas dari permata itu.

Baca juga: Industri Berlian Kelebihan Pasokan di Tengah Pandemi Covid-19

Semua tambangnya terletak di area sekitar delapan mil persegi di Bukit Merelani, dekat pangkalan Gunung Kilimanjaro dan kota Arusha.

Meskipun hampir semua batu permata paling populer di dunia telah dikenal dan digunakan selama ratusan tahun, Tanzanite tidak ditemukan dalam jumlah komersial hingga tahun 1960-an.

Dalam waktu singkat Tanzanite telah menjadi permata biru paling populer kedua setelah Safir. Ini adalah salah satu dari sejumlah kecil permata dari berbagai warna yang telah ditemukan dan dibawa ke popularitas konsumen yang kuat di abad lalu.

Permata biru

Peningkatan popularitas yang cepat ini dicapai, terutama lewat promosi Tiffany dan karena warna biru indah Tanzanite.

Zoisit mineral secara alami muncul dalam berbagai warna, mulai dari tidak berwarna, abu-abu, kuning, coklat, merah muda, hijau, biru, dan ungu.

Tanzanite, batu mulia itu di Tanzania. Harganya bisa jauh lebih mahal dari berlian sekalipun.TAUFIK UIEKS Tanzanite, batu mulia itu di Tanzania. Harganya bisa jauh lebih mahal dari berlian sekalipun.

Nama "Tanzanite" pun digunakan untuk berbagai warna zoisit yang berkisar dari biru ke ungu kebiruan hingga ungu kebiruan.

Warna biru tanzanite disebabkan oleh sejumlah kecil vanadium dalam struktur mineral zoisit. Ketika zoisit yang mengandung vanadium dipanaskan hingga suhu 600 derajat Celcius selama sekitar 30 menit, keadaan oksidasi vanadium berubah, dan perubahan itu menyebabkan warna biru.

Saat ini, hampir semua permata yang dijual sebagai "Tanzanite" memiliki warna biru yang telah sengaja diproduksi atau ditingkatkan dengan proses pemanasan.

Sejumlah kecil Tanzanite di pasar memiliki warna biru secara alami melalui panas metamorfisme tanpa campur tangan manusia.

Tanzanite biru yang tidak diolah secara alami ini dijunjung tinggi oleh beberapa pembeli batu permata dan perhiasan.

Baca juga: Tips Bersihkan Perhiasan Batu Mulia agar Tetap Berkilau

Saniniu Laizer, pria 52 tahun di Manyara, Tanzania. Dia menjadi sorotan setelah kaya mendadak karena menjual dua Tanzanite, batu mulia yang disebut-disebut salah satu terlangka di Bumi, di mana temuannya sejauh ini adalah yang terbesar di Tanzania.Tanzania Ministry of Minerals via BBC Saniniu Laizer, pria 52 tahun di Manyara, Tanzania. Dia menjadi sorotan setelah kaya mendadak karena menjual dua Tanzanite, batu mulia yang disebut-disebut salah satu terlangka di Bumi, di mana temuannya sejauh ini adalah yang terbesar di Tanzania.

Untuk investasi

Pada laman Singapore Tatler, Tanzanite pun menjadi satu dari beberapa batu mulia yang dikatakan layak untuk menjadi investasi.

Danilo Giannoni, Co-founder of Arte Oro, produsen perhiasan Italia yang berbasis di Singapura mengatakan, Tanzanite hanya ditambang di satu lokasi di Tanzania, sehingga dari segi nilai hanya akan bisa naik.

Pemilik tanah di lokasi yang terletak di kaki bukit Kilimanjaro itu berusaha mengendalikan pasar, mirip dengan cara De Beers menentukan nilai berlian.

Baca juga: Jual 2 Batu Langka Terbesar, Ayah 30 Anak Ini Kaya Mendadak

Jika berhasil, yang kemungkinan besar terjadi, ini akan mengarah pada kenaikan harga yang signifikan, yang saat tulisan itu ditulis diperkirakan mulai dari 1.000 Dollar AS hingga 5.000 Dollar AS (mulai sekitar Rp 14,2 juta hingga sekitar Rp 71,3 juta).

Dengan lebih banyak minat datang dari pasar Asia yang luas dan dipimpin oleh China, pasokan dapat habis dengan cepat. Kondisi ini pada akhirnya akan mengarah pada pertumbuhan nilai yang tajam.

Namun, sama seperti investasi lainnya, investasi Tanzanite tetap memiliki risiko.

"Investasi batu permata juga memiliki risiko dan keuntungannya tidak dapat dipastikan. Namun untuk siapa saja yang tertarik memiliki koleksi, beberapa batu permata cenderung tumbuh dari segi nilai," ungkap Giannoni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com