KOMPAS.com - Kita sering menyepelekan pentingnya menjaga pola hidup sehat.
Jika berhadapan dengan menu-menu makanan enak, banyak dari kita yang tidak bisa menahan diri, dan tidak memikirkan komplikasi jangka panjang yang terjadi jika kita tidak mengatur pola makan.
Salah satu penyakit yang mengintai adalah perlemakan hati (fatty liver).
Perlemakan hati yang bisa dialami oleh banyak orang akibat tidak mengontrol pola makan adalah Non Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) atau perlemakan hati non-alkoholik.
Baca juga: Jaga Kesehatan Liver dengan Konsumsi Makanan Ini
Spesialis Penyakit Dalam, Dr. dr. Irsan Hasan, SpPD-KGEH, FINASIM menjelaskan, perlemakan hati bisa terjadi karena akumulasi lemak yang terdapat pada organ hati.
Jika warna hati yang sehat adalah merah, maka hati yang dikelilingi lemak berubah warna menjadi pucat mengkilap seperti lemak.
"Jadi banyak lemak yang menumpuk. Kalau sel lemak di hati lebih dari lima persen, maka dikatakan orang tersebut mengalami perlemakan hati."
Hal itu diungkapkannya dalam webinar bertajuk "Menjaga Kesehatan Hati di Era New Normal" bersama Kalbe, Jumat (26/6/2020) kemarin.
Dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) itu menambahkan, tahap perlemakan hati yang lebih lanjut adalah Nonalcoholic steatohepatitis (Nash).
Sementara tahap lebih lanjut berikutnya adalah sirosis.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.