Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Terlalu Banyak Lemak di Hati Bisa Berujung Kanker

Kompas.com - 27/06/2020, 20:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Di sisi lain, asupan kalori yang semakin tinggi tidak dibarengi dengan aktivitas fisik yang semakin tinggi pula.

Baca juga: Konsumsi Suplemen Teh Hijau Bisa Merusak Liver

"Semakin kurang bergerak. Naik satu lantai pakai lift, pindah tempat pakai mobil, malas jalan kaki."

"Pekerjaan di kantor membuat kita lebih banyak duduk daripada jalan sehingga obesitas semakin banyak. Selain itu juga faktor genetik," tutur dia.

Perlemakan hati umumnya terjadi pada usia 40-50 tahunan, namun tidak menutup kemungkinan dialami oleh orang-orang dengan usia lebih muda.

Pentingnya pola hidup sehat

Sayangnya, perlemakan hati umumnya tidak menunjukkan gejala. Pasien harus melakukan pemeriksaan USG hati dan pengecekan SGOT-SGPT.

Irsan menambahkan, tidak jarang ia didatangi pasien yang tidak memiliki keluhan apa pun namun datang memeriksakan diri karena ada gambaran perlemakan hati pada hasil medical check up.

"Setelah terlihat dari USG, kita lihat enzim hati SGOT-SGPT. Semakin tinggi angkanya, berarti semakin jelek kondisi perlemakan hatinya," ungkap Irsan.

Baca juga: Remaja Pria dengan Obesitas Lebih Berisiko Kanker Liver

Ada pun terapi yang paling dianjurkan untuk pengobatan perlemakan hati adalah memperbaiki gaya hidup, terutama mengatur pola makan.

Lalu, tak kalah penting meningkatkan aktivitas fisik atau olahraga untuk menurunkan berat badan.

"Karena menurunkan berat badan terbukti bisa memperbaiki perlemakan hati," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com