Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/06/2020, 10:49 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Gangguan kepribadian narsistik memiliki ciri utama penderitanya menganggap dirinya jauh lebih penting dibanding orang lain dan juga haus pujian.

Dalam banyak hal sikap orang dengan kepribadian ini sangat mirip dengan anak-anak. Misalnya saja selalu memanfaatkan bantuan orang lain untuk mendapatkan keinginannya serta tak punya kemampuan menyadari perasaan orang lain.

"Seperti anak-anak, orang dewasa yang narsistik sering membelokkan kenyataan. Mereka percaya bahwa apa pun yang mereka katakan pada saat itu adalah fakta, walau seringkali kebalikannya," kata psikoterapis Dr.Dan Neuhart Ph.D.

Namun, tidak seperti anak-anak yang innocent, orang narsistik sering kali tidak konsisten dan perilaku manipulasi yang dilakukannya berpengaruh besar bagi sekitarnya.

Mereka tidak bisa bertanggung jawab seperti halnya orang dewasa.

Baca juga: Gampang Tersinggung, Ciri Orang yang Merasa Insecure

Ketika narsistik merasa dipermalukan, diremehkan, atau inferior, mereka biasanya akan berperilaku seperti anak umur dua tahun yang mudah ngambek jika keinginannya tak dipenuhi atau menyalahkan orang lain.

"Kemunduran perilaku pada narsistik itu tidak mengejutkan. Gangguan kepribadian narsistik biasanya terjadi karena trauma awal atau pengaruh keluarga sehingga perkembangan emosionalnya seperti berhenti di usia balita," kata Neuhart.

Respon kekanak-kanakan yang dimiliki orang narsistik di antaranya adalah gemar menyalahkan orang lain, selalu mencari alasan, berpura-pura, haus pujian, menyerang, hingga menganggap dirinya korban.

Baca juga: Coba Simak, 9 Teknik Cerdik Kendalikan Rasa Marah

Dalam menghadapi orang narsistik, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan:

- Beri pilihan
Saat kita mengajak anak ke restoran yang ramai dan waktu kita sedikit, kita tentu ingin menghemat waktu dengan memberi dua pilihan padanya. Hal yang sama bisa kita terapkan, yakni memberi pilihan pada orang narsistik sehingga mereka merasa punya kendali.

- Jangan diambil hati
Kita tentu tak akan menganggap serius kelakuan balita. Kebanyakan anak akan belajar cara mengendalikan emosinya seiring bertambahnya usia.

Orang narsistik juga tidak bisa mengontrol emosinya. Perasaan mereka saat merasa malu atau kecewa bisa sangat membanjiri emosinya dan mereka bersikap berdasarkan hal itu. Jadi, mengharapkan sikap dewasa dari narsistik adalah percuma.

- Kenali fakta alternatif
Si narsistik sering mengubah fakta agar sesuai dengan kemauannya. Mereka akan bersembunyi dalam fakta alternatif yang dibangun dari kurangnya empati dan dorongan untuk mendapatkan apa pun yang mereka inginkan.

Sikap tidak konsisten itu harus kita ketahui, bahwa tujuan mereka adalah dunia yang penuh fantasi untuk memanipulasi orang lain.

Baca juga: Cintai Diri Sendiri Itu Perlu, tapi Jangan Kebablasan Jadi Egois

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com