Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/06/2020, 16:03 WIB
Wisnubrata

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Akhir-akhir ini tren bersepeda menggeliat lagi. Salah satu sebabnya adalah wabah virus corona yang membuat orang harus menjaga jarak satu sama lain guna menghindari penularan.

Sepeda dianggap alat olahraga sekaligus transportasi yang tepat agar kita tidak perlu berdesak-desakan di angkutan umum atau pun di jalanan.

Berbeda dengan tren bersepeda terdahulu di mana banyak orang mencari sepeda gunung, lalu beralih ke sepeda fixie, maka berdasarkan informasi beberapa toko, kali ini jenis yang paling banyak terjual adalah sepeda urban, terutama jenis sepeda lipat.

Brand yang paling banyak dibicarakan adalah Brompton, sepeda lipat asal Inggris yang harganya puluhan juta. Ada juga merek Element, Pacific, dan 3sixty yang mirip-mirip Brompton.

Selain itu, sebagian orang rupanya menanyakan merek dalam negeri yang pernah laris manis dalam penjualan sepeda gunung, Polygon.

Menanggapi pertanyaan soal strategi Polygon menghadapi tren sepeda kali ini, Yunike Maris, Marketing Communication Polygon menyebutkan bahwa brand yang memiliki pabrik di Sidoarjo ini siap menyediakan berbagai jenis sepeda untuk berbagai kebutuhan dan range harga.

"Dengan meningkatnya antusiasme bersepeda, Polygon terus berusaha memenuhi kebutuhan, karena kami memiliki tempat produksi sendiri. Kami selalu siap untuk mengisi pasar dengan menawarkan bermacam genre sepeda dari yang untuk pemula hingga profesional," ungkap Maris saat dihubungi Kompas.com.

Apa saja yang ditawarkan Polygon?

Rupanya selain setia dengan sepeda gunung yang seolah menjadi jualan utamanya, Polygon memiliki lebih dari 150 model yang terdiri dari lebih 350 varian.

"Jenis sepeda yang diproduksi antara lain tipe MTB (sepeda gunung), Road (sepeda balap), City Bike, BMX, Dirt Jump, Youth (sepeda anak), dan special bike termasuk sepeda tandem, folding (sepeda lipat), hybrid, dan lainnya,"papar Yunike.

Produk yang sangat beragam ini menjadi andalan Polygon untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang juga bervariasi mulai dari yang baru coba-coba, yang hobi, antusias, sampai dengan atlet. Mulai dari sepeda untuk jalanan di komplek, aspal, pasir, medan berbatu, tanjakan, turunan, semua ada.

Dari segi harga, Polygon bisa dibilang mengisi semua pasar, mulai dari sepeda anak Crosser 12 yang harganya 950 ribu, hingga sepeda downhill Collosus DH9 Team seharga Rp 100 juta.

Tidak hanya itu, Polygon juga memiliki sepeda yang menggunakan tenaga listrik untuk membantu kayuhan pedal (e-bike).

Lalu bagaimana dengan sepeda lipat?

Seperti kita ketahui, Polygon pernah mengeluarkan sepeda lipat seri Urbano yang dijual sekitar Rp 4 juta. Namun di situs Polygon, seri sepeda lipat itu hanya ada dua, yaitu Urbano 3 dan Urbano 13.

Dibanding merek lain yang sedang berlomba mengeluarkan sepeda lipat mereka, Polygon tampaknya adem ayem saja soal folding bike ini. Tidak ada produk baru yang dirilis, atau produk lama yang dimunculkan kembali. Mengapa?

"Terkait dengan tren sepeda lipat ini, sebenarnya adalah salah satu (bagian) strategi wide range dan pelengkap dari keseluruhan tipe yang kami miliki," jawab Yunike.

"Sejauh ini Polygon fokus di pasar sepeda gunung (MTB), dan dari market survey kita dapatkan bahwa responden mempercayai bahwa produk dari brand kami telah memiliki reputasi yang baik."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com