Perasaan negatif itu harus dilepaskan, agar tak dipendam dan berkembang menjadi pemikiran yang negatif yang akan ditanamkan anak dalam benak mereka.
“Karena kalau orangtua berusaha menahan kemarahan anak yang enggak sehat. Anak akan berpikir, ‘aku tidak bisa, aku tidak diterima karena aku tidak mampu’, jangan sampai seperti itu,” ujar Mario kepada Kompas.com dalam wawacara melalui telepon, Selasa (30/6/2020).
Pastikan pula anak melepaskan emosi di jalur yang tepat dan tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.
“Jangan sampai buang-buang barang atau menyampaikan kata-kata tidak terpuji di media sosial. Orangtua harus dampingi selalu,” kata Mario.
Baca juga: Lihatlah, Bagaimana Stres pada Orangtua Bisa Sangat Melukai Anak
Sembari mendampingi anak, tenangkan anak dan berikan kata-kata motivasi yang mampu meningkatkan kepercayaan dirinya.
“Katakan pada anak ‘kamu jangan putus asa, mau sekolah di mana pun, kalau rajin, kamu pasti berhasil,” ujar Mario.
Dengan begitu anak tidak akan merasa terpuruk. Mereka akan bangkit.
“Ini menimbulkan kepercayaan diri, ‘orangtuaku menerima, aku dianggap spesial, ada hal baik dalam diriku, mungkin aku akan ke sekolah lain, tapi aku bisa’,” ujar Mario.
Baca juga: Bermain Puzzle Bantu Meredakan Stres hingga Melatih Fokus
Setelah anak sudah tenang, pikirkan solusi bersama. Anak usia SMP dan SMA tentu sudah bisa diajak bicara.
Orangtua dan anak bisa bersama-sama mencari jalan keluar untuk masalah yang sedang dihadapi dalam hal ini mencari sekolah lanjutan untuk mereka.
“Kemudian pikir langkah-langkah yang akan dilakukan. Orangtua mau demo oke, tapi pikirkan kedepannya harus bagaimana,” kata Mario.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.