Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakai Masker Bikin Kita "Otomatis" Jaga Jarak, Apa Alasannya?

Kompas.com - 01/07/2020, 11:18 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat meyakini penggunaan masker wajah dapat membantu mencegah penyebaran Covid-19.

Keyakinan yang sama pun terjadi di Indonesia, di mana masker menjadi piranti wajib bagi warga yang beraktivitas di luar rumah.

Profesor dan Ketua Departemen Psikiatri di Sekolah Kedokteran Rutgers New Jersey, sekaligus Kepala Layanan di Rumah Sakit Universitas di Newark, Dr. Petros Levounis, MA, menjelaskan lebih dalam alasan penggunaan masker.

Baca juga: Masih Enggan Pakai Masker? Lihat Percobaan Ini!

Masker disebut dapat menjaga tetesan (droplet) yang mengandung virus yang dilepaskan ketika seseorang berbicara, batuk, atau bersin agar tidak keluar dan menginfeksi orang lain.

Masker juga memiliki manfaat lainnya, yakni meningkatkan kemungkinan kita untuk menjauhkan diri secara fisik dengan orang lain.

Seperti yang juga dikampnyekan di tengah pandemi Covid-19, jaga jarak fisik adalah cara terbaik untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Setiap orang dianjurkan menjaga jarak sekitar dua meter dengan orang lain.

Profesor Ilmu Komputer di University of Padua, Italia, Massimo Marchiori, PhD, mempelajari perilaku jaga jarak tersebut, yang diterapkan oleh banyak orang di masa pandemi.

Demi mengukur bagaimana orang secara fisik menjauhkan diri, Marchiori menggunakan "sabuk jarak sosial".

Sabuk itu berisikan kartu data, baterai yang dapat isi ulang, dan sensor untuk mengukur jarak dengan orang lain.

Baca juga: Pahami, Olahraga Pakai Masker dan Dampaknya pada Tubuh

Ia dan beberapa temannya mengenakan sabuk tersebut lalu berjalan melalui Venesia dan sekitarnya.

Di dalamnya terekam lebih dari 12.000 pertemuan mereka dengan orang lain.

Nah, apa yang ditemukan Marchiori terbilang dramatis.

Ketika mereka tidak mengenakan masker, orang-orang cenderung menjadi sangat dekat ketika mereka melintas.

Namun, ketika mereka mengenakan masker, jarak yang dijaga oleh orang lain hampir dua kali lipatnya.

Marchiori percaya, efek ini terjadi karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial.

Mengenakan masker dianggap memberikan pengingat visual kepada orang lain untuk menjaga jarak dan risiko jika hal itu tidak diterapkan.

Dekan Kesehatan Global dan Profesor Klinis di Divisi Praktik Keperawatan Tingkat Lanjut di Rutgers University School of Nursing, Suzanne Willard, PhD, APN-C, FAAN, menyebut hal itu masuk akal.

Baca juga: Cara Mencegah Iritasi Kulit Saat Memakai Masker Wajah

“Setiap hari kita membutuhkan pengingat. Masker adalah salah satu pengingat yang memberitahu kita untuk berhati-hati," ungkap dia.

Oleh karena itu, jika peringatan mengenakan masker terus digaungkan, akan semakin banyak orang yang menjaga jarak sosial, sehingga dapat menekan penularan virus.

Sayangnya, tidak sedikit orang yang menolak untuk patuh, termasuk di Indonesia.

Beberapa alasannya, seperti menganggap remeh efektivitas masker, merasa tidak nyaman, sulit bernapas, dan lainnya.

Oleh karena itu, edukasi mengenai urgensi penggunaan masker penting untuk terus disampaikan, sehingga semua masyarakat memahami betul manfaatnya.

Perlu pula dibangun rasa empati, bahwa penggunaan masker tidak hanya bermanfaat untuk diri kita sendiri, tetapi juga untuk orang lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com