Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Topi Sepeda, dari Pelindung Menjadi Identitas

Kompas.com - 01/07/2020, 14:04 WIB
Wisnubrata

Editor

Sempat menghilang

Dengan diperkenalkannya helm untuk bersepeda di tahun 70-an dan 80-an, topi sepeda menjadi kurang penting karena tidak lagi dipakai dalam lomba.

Ketika helm menjadi wajib, topi sepeda nyaris dilupakan. Para atlet yang naik ke podium tidak lagi mengenakannya, bahkan menggantinya dengan topi baseball.

Para pesepeda baru pun tidak lagi mengenalinya sebagai bagian dari perlengkapan bersepeda.

Walau begitu, mereka yang menggemarinya tetap memakai topi jenis ini sebagai bagian dari gaya bersepeda. Beberapa pengendara sepeda oldschool bahkan memilih untuk memakai topi di bawah helm mereka dalam cuaca dingin dan basah.

Kembali lagi

Meskipun penggunaan topi sepeda mengalami pasang surut, namun ia tidak dilupakan dalam sejarah. Ketika dunia kembali menyukai gaya vintage, topi sepeda pun dilirik kembali.

Selain melengkapi gaya, fungsinya tetap dipertahankan, kali ini sebagai identitas dan simbol persaudaraan para pesepeda.

Muncul juga lebih banyak variasi desain dan bahan daripada sebelumnya, yang disesuaikan baik untuk melindungi kepala atau menambah keren penampilan.

Orang bahkan memakainya seperti ketika topi tersebut dihiasi merek-merek sponsor, yakni mendongakkan bagian lidah ke atas, sehingga logo sponsor terlihat jelas.

Jadi bila suatu hari kamu memakai topi sepeda, entah di mal atau di gerai kopi, dan seseorang mengangguk atau tersenyum padamu, bukan berarti dia menertawakan penampilanmu.

Bisa jadi topimu dianggap sebagai identitas sesama pesepeda sehingga membuatmu menjadi salah satu bagian budaya itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com